Trump’s 50% Copper Tariff, Strategi Bangun Industri, atau Beban Baru bagi Amerika?

Harga tembaga di AS melonjak tajam sejak awal tahun, dan kini Presiden Donald Trump resmi mengumumkan tarif impor tembaga sebesar 50% mulai 1 Agustus 2025. Kebijakan ini mengejutkan pelaku pasar karena tarif tersebut dua kali lipat dari ekspektasi analis. Para trader komoditas yang sudah menimbun tembaga lebih dulu kini menikmati lonjakan harga, dengan harga tembaga berjangka di New York mencetak rekor dan premium terhadap London Metal Exchange mencapai 28%.
Alasan di Balik Tarif: Ketergantungan Impor dan Isu Keamanan Nasional
Tembaga digunakan luas dalam sistem kelistrikan, pipa, kendaraan listrik, hingga industri pertahanan. Pemerintah AS berpendapat bahwa pasar global kelebihan pasokan dan terjadi praktik dumping, yang menekan industri dalam negeri dan meningkatkan ketergantungan pada impor.
Sumber impor utama AS berasal dari:
- Chili (38%)
- Kanada (28%)
- Meksiko (8%)
Trump mengeluarkan dua perintah eksekutif awal tahun ini:
- Menyelidiki ketergantungan tembaga terhadap keamanan nasional.
- Menggunakan kewenangan darurat presiden untuk mempercepat pengembangan proyek pertambangan dan pemurnian dalam negeri.
Tantangan Produksi Tembaga AS: Tambang Cukup, Smelter Minim
AS memiliki cadangan tembaga terbesar ke-7 di dunia, dengan produksi tahunan sekitar 850.000 ton, namun konsumsi mencapai 1,6 juta ton. Masalah utama bukan di tambang, tetapi di pemrosesan: hanya dua smelter aktif yang tersisa, masing-masing di Arizona dan Utah. Sementara itu, Tiongkok mendominasi industri smelting global.
Beberapa proyek potensial tapi terhambat izin:
- Resolution Copper (Rio Tinto & BHP) di Arizona
- Twin Metals (Antofagasta) di Minnesota
- Hayden Smelter milik Grupo México, yang saat ini masih non-aktif
AS Kini Jadi Tujuan Utama Pasokan Tembaga Dunia
Pasca pengumuman tarif, banyak produsen global mengalihkan pengiriman tembaga dari Tiongkok ke AS. Codelco, produsen tembaga milik negara Chili, menyatakan akan meningkatkan pasokan untuk pelanggan AS.
Permintaan Jangka Panjang: Transisi Energi dan Data Center
Permintaan tembaga diperkirakan tumbuh lebih dari 30% dalam 10 tahun ke depan, seiring:
- Transisi ke energi terbarukan
- Elektrifikasi transportasi
Pertumbuhan data center
Tembaga daur ulang tidak cukup menutupi kebutuhan. Solusi tetap pada penambangan, meski makin mahal dan kompleks secara lingkungan.
Saham-Saham AS yang Berpotensi Diuntungkan (Terdaftar di Indeks)
Berikut beberapa saham perusahaan AS yang terdaftar di indeks utama seperti S&P 500 dan Nasdaq, dan bisa diuntungkan dari kebijakan ini:
- Freeport-McMoRan Inc. (FCX) – S&P 500
Produsen tembaga terbesar di AS, dengan operasi besar di Arizona dan New Mexico. Tarif yang membuat harga tembaga lokal melonjak bisa meningkatkan margin perusahaan.
- Southern Copper Corp. (SCCO) – NYSE
Meskipun basis utamanya di Meksiko dan Peru, perusahaan ini memiliki operasi di AS, dan termasuk salah satu produsen tembaga terbesar dunia. Bisa diuntungkan jika Hayden smelter di Arizona diaktifkan kembali.
- Caterpillar Inc. (CAT) – S&P 500
Sebagai produsen alat berat untuk pertambangan dan konstruksi, permintaan alat berat berpotensi meningkat jika proyek tambang dan smelter dalam negeri dipercepat.
- Nucor Corporation (NUE) – S&P 500
Sebagai produsen baja terbesar di AS, Nucor bisa mendapatkan permintaan tambahan jika pembangunan infrastruktur logam — termasuk tambang dan pabrik smelting — meningkat akibat kebijakan reshoring.
Reku Takeaway
Tarif 50% atas tembaga impor adalah sinyal kuat kebangkitan kebijakan industri Trump. Ini membuka peluang bagi peningkatan produksi dan pemrosesan tembaga domestik, tapi dampak positifnya tidak instan. Sementara sektor pertambangan dan logam berpotensi mendapat dorongan, industri pengguna akhir kemungkinan akan menghadapi kenaikan biaya bahan baku dalam jangka pendek.
Namun, jika didukung oleh reformasi perizinan dan investasi infrastruktur, kebijakan ini bisa menjadi langkah awal dalam menghidupkan kembali industri tembaga AS — meskipun hasil nyatanya mungkin baru terasa dalam beberapa tahun mendatang.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.