Alibaba Setelah Earnings: Strategi AI & Cloud, Peluang atau Risiko?
Alibaba baru saja merilis laporan keuangan yang langsung disambut positif oleh pasar, dengan saham naik lebih dari 4% di pra-perdagangan AS. Lonjakan ini terjadi di tengah sentimen negatif terhadap saham teknologi global, terutama nama-nama yang terkait AI, sehingga reaksi pasar terhadap Alibaba terasa jauh lebih signifikan.
Namun di balik angka-angka headline yang tampak menjanjikan, ada cerita yang lebih kompleks: pertumbuhan pendapatan mengalahkan ekspektasi, tetapi profitabilitas anjlok karena strategi agresif di AI, Cloud, dan marketing. Pertanyaannya — apakah strategi ini akan membuahkan transformasi besar, atau justru bisa menjadi beban baru bagi perusahaan?
Pendapatan Mengalahkan Ekspektasi — Tapi Tidak Semua Kabar Baiknya Sama
Alibaba membukukan pendapatan 247 miliar yuan, mengalahkan konsensus 243 miliar yuan, dan tumbuh 5% YoY. Jika dihitung berdasarkan comparable sales, pertumbuhannya lebih kuat lagi: +15%, mencerminkan rebound permintaan konsumen dan pemulihan ekosistem perdagangan.
Namun, sisi profit justru mengirim sinyal campuran.
-
EPS: 4.36 yuan, jauh di bawah ekspektasi ~5.7
-
Operating profit turun 85%
-
Adjusted EBITDA jatuh 78%
Ini bukan penurunan kecil — ini adalah kompresi margin yang sangat besar, dan pasar biasanya bereaksi keras terhadap angka seperti ini. Namun dalam kasus Alibaba, investor tampaknya bertanya hal yang berbeda:
“Apakah ini penurunan profit yang sehat—jenis penurunan yang terjadi karena perusahaan sedang membangun masa depan AI dan Cloud?”
Profit Turun Tajam: Karena Alibaba Memilih Berperang di Dua Medan Besar
Ada dua faktor utama di balik jebloknya profitabilitas Alibaba:
1. Ledakan Biaya untuk Infrastruktur AI
Alibaba adalah salah satu pemain utama dalam perlombaan AI di Tiongkok. Perusahaan meningkatkan investasi AI lebih dari 85%, berdasarkan analisis arus kas.
Investasi ini mencakup:
-
GPU dan high-performance computing
-
model foundation Tongyi Qianwen
-
platform inference dan middleware AI enterprise
-
data center generasi baru untuk Cloud Intelligence
Tidak ada kejutan bahwa capex dan opex membengkak — AI bukan murah. Perusahaan seperti Amazon, Google, dan Microsoft menghabiskan puluhan miliar dolar untuk tetap relevan. Alibaba tidak punya pilihan selain ikut serta.
2. Biaya Marketing & Subsidi Meningkat
Alibaba sedang mendorong strategi “experience-first”:
-
peningkatan kualitas toko
-
harga bersubsidi untuk menahan kompetisi Pinduoduo
-
kampanye marketing agresif untuk mengembalikan pertumbuhan pengguna
Kombinasi marketing + subsidi + investasi AI = tekanan ekstrem ke profit jangka pendek.
Di Cloud & AI, Alibaba Justru Melaju Lebih Cepat Dari Amazon
Jika hanya melihat profit jangka pendek, angka Alibaba terlihat menantang. Tetapi jika melihat sisi strategis, ada satu sorotan besar:
Cloud Intelligence: Bintang Baru Alibaba
-
Pendapatan Cloud tumbuh 34% YoY
-
Adjusted EBITA +35%
-
Margin 35% — sangat solid untuk bisnis infrastruktur cloud
Ini menempatkan Alibaba dalam posisi unik:
➡️ Pertumbuhan lebih cepat dibanding AWS pada kuartal terakhir
➡️ Margin serupa atau lebih baik, meski capex lebih rendah
➡️ Efisiensi lebih tinggi dalam tiap yuan yang diinvestasikan
Dengan kata lain, Alibaba membuktikan bahwa mereka bisa mengembangkan Cloud dan AI tanpa harus menghabiskan uang sebesar hyperscalers AS.
Inilah alasan utama investor mulai kembali memperhitungkan Alibaba: Cloud adalah masa depan—dan Alibaba akhirnya menunjukkan momentum nyata setelah dua tahun stagnasi.
Tapi Core Commerce Masih Jadi Sumber Risiko
Di sinilah masalah inti muncul. Bisnis inti Alibaba — e-commerce dan periklanan — masih belum kembali ke level profitabilitas sebelum pandemi.
Masalah di core business:
-
margin lebih rendah daripada Amazon
-
revenue per user belum kembali ke pertumbuhan double-digit
-
kompetisi super agresif dari Pinduoduo dan Douyin
-
perlambatan ekonomi Tiongkok membatasi spending konsumen
Artinya, jika Cloud & AI gagal memenuhi ekspektasi, Alibaba tidak memiliki cukup “safety net” dari bisnis core.
Ini adalah risiko yang tidak bisa diabaikan investor.
Cek Harga Saham Amazon Disini!
Investor Memberikan “Second Chance”—Tapi Dengan Syarat
Meskipun profit turun tajam, pasar bereaksi positif karena faktor berikut:
1. Pertumbuhan Cloud kembali hidup
Momentum 34% YoY adalah sinyal fundamental yang sangat kuat.
2. AI metrics mulai menunjukkan traction
Tongyi Qianwen 2.0 dan Qwen VL digunakan semakin luas di enterprise.
3. Valuasi sangat murah
Alibaba diperdagangkan di discount besar terhadap peers teknologi global. Bahkan jika Cloud sukses “biasa saja”, valuasi ini terlihat tidak mencerminkan potensi perusahaan.
4. Sentimen terhadap saham China sedang membaik
Investor global mulai menambah posisi pada perusahaan China berkualitas karena valuasi terlalu rendah dan aliran modal domestik meningkat.
Pertanyaan Krusial: Apakah Strategi “Mengorbankan Profit Demi Cloud & AI” Layak?
Ini intinya.
Strategi baru Alibaba sangat jelas:
“Mengorbankan profit jangka pendek untuk pertumbuhan AI & Cloud yang lebih cepat dari Amerika.”
Kemenangan Cloud dan AI akan sepenuhnya mengubah struktur bisnis Alibaba:
-
margin group meningkat
-
ketergantungan pada e-commerce berkurang
-
valuasi segera rerate (seperti AWS effect terhadap Amazon)
Tapi jika salah langkah?
-
margin tetap tertekan
-
investasi AI gagal menghasilkan return
-
core commerce terus tergerus Pinduoduo
-
saham tetap stagnan seperti lima tahun terakhir
Kesimpulan: Taruhan Besar dengan Potensi Besar
Alibaba berada pada titik penting dalam evolusi perusahaannya. Pertumbuhan Cloud dan AI mencerminkan peluang transformatif yang dapat membawa Alibaba ke era baru, sementara kelemahan profit jangka pendek menggambarkan risiko nyata dari strategi agresif ini.
Namun untuk saat ini, pasar tampaknya memberi Alibaba kesempatan kedua.
Pertumbuhan Cloud + rebound AI + valuasi diskon = kombinasi yang sulit diabaikan.
Tetap saja, investor harus sadar:
ini bukan investasi tanpa risiko —
tetapi taruhan jangka panjang pada kebangkitan teknologis Alibaba.
.
.
.
.
.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

