Menakar Harga Wajar Tesla di Tengah Bisnis Melemah dan Valuasi Melonjak

Tesla Inc. kembali menjadi sorotan utama pasar saham global. Dengan kapitalisasi pasar yang telah menyentuh $1 triliun, pertanyaan mendasarnya bukan hanya berapa nilai Tesla saat ini? Tetapi apa sebenarnya Tesla itu? Apakah perusahaan otomotif berbasis listrik, atau perusahaan teknologi masa depan dengan robotaxi dan humanoid robot sebagai inti bisnis?
Analis Wall Street terbelah: sebagian menilai harga saham Tesla terlalu tinggi secara fundamental, sementara sebagian lain melihat potensi besar di luar bisnis mobil, khususnya dari teknologi otonom dan robotika.
Tesla sebagai Perusahaan Otomotif
Sekitar 80% pendapatan Tesla tahun 2024 berasal dari penjualan kendaraan dan kredit emisi karbon. Meskipun angka ini mencerminkan dominasinya di sektor EV, pangsa pasar Tesla mulai tergerus, terutama oleh BYD dari China yang kini mendahuluinya di Eropa.
Tesla menjual hampir 1,8 juta mobil di 2024, namun diperkirakan akan turun menjadi 1,7 juta di 2025, tertekan oleh beberapa faktor:
- Re-tooling untuk Model Y
- Melemahnya permintaan di Eropa dan AS karena sentimen negatif terhadap Elon Musk
- Persaingan ketat dari produsen lokal di China
Margin laba otomotif Tesla pun melemah, turun ke sekitar 17 persen—mendekati margin General Motors dan Ford—bahkan setelah memperhitungkan pendapatan dari penjualan kredit emisi.
Valuasi berbasis otomotif?
Analis menilai bisnis otomotif Tesla hanya bernilai sekitar $50–$100 per saham. Bila ini yang dihitung, Tesla hanya setara perusahaan otomotif menengah. Namun, sahamnya saat ini diperdagangkan di atas $320.
Penurunan volume penjualan, margin laba yang menipis, serta meningkatnya persaingan dari BYD dan produsen mobil konvensional, tidak menghalangi investor untuk tetap mendorong harga saham Tesla. Saat ini, saham Tesla diperdagangkan pada forward price-to-earnings (P/E) ratio sekitar 138 kali, jauh di atas rata-rata industri otomotif. Sebagai perbandingan, GM dan Ford masing-masing hanya memiliki P/E di kisaran single digit, mencerminkan perbedaan besar antara ekspektasi pasar terhadap Tesla sebagai disruptor teknologi dan GM/Ford sebagai produsen mobil tradisional.
Tesla sebagai Perusahaan Teknologi
Visi Elon Musk membuat investor tetap percaya. Fokus masa depan Tesla diarahkan ke:
- Robotaxi: Layanan ride-hailing otonom yang akan menggunakan armada Cybercab, dijadwalkan debut pada 22 Juni di Austin.
- Optimus (robot humanoid): Diklaim dapat menggantikan tugas-tugas berbahaya dan membosankan, bahkan Musk menyebutkan potensi pendapatan di atas $10 triliun.
Namun, risikonya tidak kecil.
- Full Self Driving (FSD) masih jauh dari otonom penuh dan sedang dalam penyelidikan regulator AS.
- Optimus belum terbukti fungsional di skala besar, bahkan masih dikendalikan jarak jauh saat demonstrasi publik.
Kontribusi teknologi terhadap valuasi
Analis seperti Adam Jonas (Morgan Stanley) dan Tom Narayan (RBC) menilai segmen teknologi Tesla menyumbang $233–$311 per saham, sebagian besar berasal dari harapan terhadap robotaxi dan software otonom.
Tesla vs Waymo: Siapa Pemimpin Nyata di Lintasan Robotaxi?
Dalam sektor kendaraan otonom, Tesla bersaing langsung dengan Waymo, unit robotaxi milik Alphabet Inc. yang sudah lebih dulu beroperasi secara komersial. Waymo telah menjalankan layanan berbayar di empat kota di AS dengan lebih dari 250.000 penumpang per minggu menggunakan armada 1.500 mobil otonom, sebagian besar Jaguar I-PACE yang dimodifikasi.
Sebaliknya, Tesla belum menghasilkan pendapatan dari layanan robotaxi-nya. Teknologi Full Self-Driving (FSD) milik Tesla masih bersifat driver-assist dan belum benar-benar otonom. Sementara Waymo menggunakan kombinasi lidar, radar, dan kamera, Tesla bersikeras hanya mengandalkan kamera—strategi yang oleh sebagian pihak dianggap lebih murah namun juga lebih berisiko, terutama dalam kondisi cuaca buruk.
Secara valuasi, perbedaan juga mencolok. Waymo terakhir kali dihargai sekitar $45 miliar berdasarkan pendanaan Oktober lalu—jauh lebih rendah dibanding valuasi Tesla yang mencapai $1 triliun, meski Tesla belum menghasilkan uang dari sektor robotaksi.
Artinya, pasar memberikan premium luar biasa besar kepada Tesla untuk teknologi yang belum terbukti secara komersial, dibandingkan dengan Waymo yang sudah beroperasi dan menghasilkan pendapatan.
Musk Effect: Faktor X dalam Valuasi
Elon Musk bukan hanya CEO, tetapi juga simbol dari harapan investor. Pengaruhnya terhadap harga saham sangat besar, baik dalam bentuk sentimen positif maupun risiko reputasi.
Contoh terbaru: konflik politik antara Musk dan Donald Trump sempat menyebabkan penurunan kapitalisasi pasar Tesla terbesar dalam sejarah hanya dalam satu hari. Namun setelah pemilu AS, saham Tesla tetap naik lebih dari 25 persen, mengungguli kenaikan S&P 500 yang hanya 3 persen.
Musk telah berhasil menciptakan narasi masa depan yang membuat investor bersedia menoleransi kinerja jangka pendek demi potensi jangka panjang.
Valuasi Tesla: Spekulatif atau Visioner?
Forward P/E Tesla saat ini berada di kisaran 138 kali, jauh di atas rata-rata industri otomotif dan bahkan lebih tinggi dibanding perusahaan teknologi besar lain seperti Microsoft (~32x).
Nicholas Colas dari DataTrek memperkirakan bahwa 95 persen dari harga saham Tesla berasal dari ekspektasi masa depan, bukan dari bisnis aktual. Artinya, Tesla dinilai seperti perusahaan rintisan yang belum menghasilkan pendapatan besar, tapi punya potensi pasar sangat besar.
Takeaways untuk Investor
- Tesla bukan hanya saham otomotif, melainkan taruhan atas masa depan teknologi otonom dan robotik.
- Valuasi sangat bergantung pada asumsi yang belum terealisasi, terutama di sektor robotaxi.
- Elon Musk tetap menjadi katalis utama—baik sebagai pendorong maupun risiko.
- Peluncuran Cybercab bisa menjadi momen penting untuk menguji narasi masa depan Tesla.
Apabila investor percaya pada visi Elon Musk—tentang dunia tanpa pengemudi, robot pekerja, dan dominasi teknologi AI—Tesla bisa menjadi peluang pertumbuhan eksponensial jangka panjang.
Namun apabila lebih mengandalkan fundamental saat ini—seperti penjualan, margin, dan valuasi earnings—Tesla mungkin tampak seperti gelembung yang siap pecah kapan saja.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.