Wall Street Harus Bersiap untuk Musim Winter AI!
Antusiasme terhadap kecerdasan buatan (AI) yang mendorong lonjakan teknologi pada 2024 menunjukkan tanda-tanda mereda, dengan 2025 diperkirakan akan membawa periode perlambatan kemajuan dan harapan yang lebih realistis. Meskipun AI tidak diragukan lagi telah membawa inovasi yang transformatif, industri ini kini menghadapi tantangan yang menuntut optimisme yang hati-hati dari investor dan pemangku kepentingan.
Euforia AI di 2024 dan Kejatuhannya
Salah satu momen yang paling mencolok di 2024 adalah penurunan saham Nvidia Corp. setelah rilis laporan keuangan Q2 fiskalnya pada Agustus. Meskipun melaporkan hasil yang luar biasa, gangguan produksi kecil yang disebutkan oleh CEO Jensen Huang menyebabkan kepanikan di kalangan investor. Meskipun pasar segera pulih, insiden ini menyoroti kecemasan mendalam terkait keberlanjutan pertumbuhan AI. Sektor teknologi, yang berkembang berkat optimisme AI, kini harus menghadapi kenyataan bahwa kemajuan mungkin melambat secara signifikan pada tahun mendatang.
Pemimpin Industri Menunjukkan Tantangan ke Depan
Tokoh-tokoh terkemuka di ruang AI mulai meredam ekspektasi. CEO Google Sundar Pichai menyatakan bahwa “buah yang mudah dipetik” dalam pengembangan AI telah habis, menekankan perlunya terobosan yang lebih substansial. Demikian pula, Sam Altman dari OpenAI mencatat bahwa meskipun kecerdasan umum buatan tetap menjadi tujuan, dampaknya yang transformatif mungkin tidak secepat yang sebelumnya diperkirakan. Di balik layar, laporan menunjukkan bahwa OpenAI menghadapi kesulitan dalam mencapai lompatan kemampuan yang diantisipasi oleh para investor.
Upaya Apple dalam AI juga mengecewakan. Ringkasan yang dihasilkan oleh AI-nya menghadapi kritik karena ketidakakuratan, dan “Apple Intelligence” yang sangat dinanti-nantikan belum secara signifikan mempengaruhi perilaku konsumen. Sebaliknya, penjualan Apple terus bergantung pada keunggulan tradisional seperti peningkatan kamera dan daya tahan baterai, dengan AI memainkan peran yang kecil dalam strategi produknya.
Batasan Model AI Saat Ini
Saat industri mendorong batas model bahasa besar dan generatif AI, keterbatasan pendekatan saat ini semakin jelas. Memberikan dataset yang semakin besar ke dalam sistem AI menghasilkan hasil yang semakin berkurang, dan perusahaan kesulitan mendapatkan data baru. Mantan insinyur OpenAI, Ilya Sutskever, merangkum dilema ini dengan mencatat, “Kita hanya memiliki satu internet.” Selain itu, pembuat konten kini menuntut kompensasi atas kontribusi mereka, menambah lapisan kompleksitas lain dalam proses akuisisi data AI.
Harapan yang Berlebihan dan Realitas Keuangan
Hype seputar generatif AI telah didorong oleh kepentingan finansial yang signifikan, tetapi aplikasinya di dunia nyata masih berada pada tahap awal. Meskipun beberapa ahli percaya kemampuan AI saat ini sudah mewakili perubahan paradigma, yang lain berpendapat bahwa teknologi ini belum memenuhi janjinya. Untuk saat ini, perusahaan terus menginvestasikan miliaran dolar dalam pengembangan AI tanpa peta jalan yang jelas menuju profitabilitas. Upaya untuk memonetisasi AI melalui harga yang lebih tinggi atau iklan bisa menghadapi reaksi balik dari konsumen dan bisnis.
Prospek yang Realistis bagi Investor
Analis Jefferies Brent Thill menyamakan lintasan pendapatan perangkat lunak AI dengan lepas landas di landasan pacu yang lambat daripada peluncuran roket. Ia memperkirakan bahwa pertumbuhan pendapatan yang signifikan dalam perangkat lunak AI mungkin baru terwujud pada 2026, sebuah garis waktu yang mungkin mengecewakan investor yang terbiasa dengan keuntungan cepat. Reaksi pasar terhadap penurunan sementara Nvidia menjadi pelajaran penting: sentimen investor rapuh, dan berita buruk apa pun dapat memicu reaksi yang tidak proporsional.
Bersiap untuk Pasar AI yang Lebih Tenang
Saat Wall Street memasuki 2025, harapan harus disesuaikan. Meskipun potensi jangka panjang AI tetap menjanjikan, tantangan langsung industri ini menyerukan optimisme yang lebih terukur. Investor sebaiknya fokus pada pemegang saham AI daripada mengharapkan pertumbuhan eksplosif seperti yang terlihat pada 2024. Dengan mengadopsi perspektif yang lebih realistis, pasar dapat lebih baik menavigasi kompleksitas lanskap AI yang terus berkembang.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.