Investasi
Trade Kripto
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Apa Itu Yield Farming? Penjelasan dan Cara Kerjanya
Teori
Bagikan!

Apa Itu Yield Farming? Penjelasan dan Cara Kerjanya

02 May 2024
7 menit membaca
Apa Itu Yield Farming? Penjelasan dan Cara Kerjanya

Apakah kamu sudah mendengar tentang yield farming? Jika belum, kamu sedang berada di tempat yang tepat untuk mengetahui lebih lanjut tentang konsep ini. Yield farming, atau yang juga dikenal dengan yield agriculture, adalah salah satu bentuk investasi dalam dunia kripto yang telah memikat perhatian banyak investor dan pengguna kripto lainnya.

Di dalam artikel ini, kita akan membahas tentang apa itu yield farming, cara kerjanya, hubungannya dengan DeFi (decentralized finance), platform yang dapat digunakan untuk yield farming, serta keuntungan dan resikonya.

Apa Itu Yield Farming?

Yield farming adalah sebuah metode investasi yang memungkinkan para investor untuk mendapatkan hasil (yield) dengan memanfaatkan aset kripto mereka. Dalam yield farming, para investor menyetor (deposit) aset mereka ke dalam suatu platform atau protokol termasuk DeFi, dan mereka akan mendapatkan imbal hasil berdasarkan suku bunga (interest rate) atau bagi hasil (profit-sharing) dari hasil yang telah dihasilkan oleh protokol tersebut.

Cara kerja yield farming dapat sedikit rumit, tetapi konsepnya sebenarnya cukup sederhana. Para investor biasanya menyetor dua jenis aset: aset utama (underlying asset) dan token-farm. Aset utama biasanya berupa stablecoins seperti USDT, DAI, atau USDC, sedangkan token-farm adalah token yang diterbitkan oleh protokol yield farming itu sendiri.

Setelah menyetor aset, para investor akan menerima suatu jenis token khusus sebagai bukti kepemilikan mereka di dalam jaringan yield farming tersebut. Dalam beberapa kasus, token ini juga dapat digunakan sebagai governance token untuk memberikan suara dalam pengambilan keputusan protokol tersebut.

Cara Kerja Yield Farming

Untuk lebih memahami cara kerja yield farming, mari kita lihat langkah-langkahnya secara lebih rinci.

1. Pilih platform yield farming yang tepat

Langkah pertama yang harus kamu ambil adalah memilih platform yield farming yang tepat untuk kamu gunakan. Ada banyak platform yang tersedia, seperti Compound, Aave, atau Yearn Finance. Pastikan untuk menyelidiki dan memilih platform yang aman dan terpercaya sebelum memulai yield farming.

2. Setor aset ke platform

Setelah kamu memilih platform yang tepat, langkah berikutnya adalah menyetor aset kripto kamu ke dalam platform tersebut. Pastikan untuk menggunakan aset yang kamu miliki dan siap untuk diinvestasikan. Biasanya, platform akan meminta kamu untuk menyetor aset dalam bentuk token tertentu, seperti stablecoin atau token-farm.

3. Pilih pool yang tepat

Setelah menyetor aset kamu, langkah selanjutnya adalah memilih pool atau kolam likuiditas yang tepat untuk kamu ikuti. Pools adalah tempat transaksi terjadi dan yield farming dilakukan. Kamu harus memilih pool yang menawarkan suku bunga (interest rate) atau bagi hasil (profit-sharing) yang menguntungkan.

4. Mulai yield farming

Setelah memilih pool yang tepat, kamu dapat memulai proses yield farming. Ini bisa berarti meminjam aset kamu ke pengguna lain (lending), meminjam aset lain dengan menggunakan aset kamu sebagai jaminan (borrowing), atau berinvestasi langsung dengan menanamkan aset kamu ke dalam suatu protokol atau proyek.

5. Pantau hasil dan kelola aset

Setelah kamu mulai yield farming, penting untuk secara teratur memantau hasil yang kamu dapatkan. Kamu juga harus mengelola aset kamu dengan bijaksana, termasuk mempertimbangkan untuk menarik atau menambahkan likuiditas sesuai kebutuhan dan perubahan kondisi pasar.

Baca Juga: Apa itu Smart Contract?

Sejarah Yield Farming

Yield farming pada dasarnya dimulai pada tahun 2020, ketika protokol DeFi populer bernama Compound meluncurkan konsep liquidity mining. Liquidity mining adalah proses ketika protokol memberikan imbalan dalam bentuk token-farm kepada para pengguna yang menyetor likuiditas ke dalam protokol ini.

Pada saat itu, liquidity mining Compound menjadi sangat populer karena memberikan imbal hasil yang tinggi kepada para pengguna. Hal ini menyebabkan ledakan dalam penggunaan dan minat terhadap yield farming dan DeFi secara keseluruhan. Sejak saat itu, yield farming telah menjadi fenomena yang terus berkembang dalam industri kripto dan DeFi.

Hubungan Yield Farming dan DeFi

Yield farming merupakan salah satu aspek utama dalam DeFi atau decentralized finance. DeFi adalah konsep keuangan terdesentralisasi yang memungkinkan siapa saja untuk mengakses berbagai layanan keuangan tanpa perantara tradisional seperti bank.

Yield farming adalah cara bagi para pengguna DeFi untuk memaksimalkan penggunaan aset kripto mereka dan mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada hanya menyimpannya di dompet digital biasa.

Melalui yield farming, para pengguna dapat menjadi bagian dari jaringan DeFi dan mendapatkan keuntungan dari likuiditas yang mereka setorkan ke dalam protokol DeFi tersebut.

Yield farming juga membantu meningkatkan likuiditas dalam protokol DeFi dengan mendorong pengguna untuk menyimpan dan menginvestasikan aset kripto mereka. Hal ini penting karena likuiditas yang tinggi adalah faktor penting dalam menjaga keberlanjutan dan stabilitas protokol DeFi.

Platform Yield Farming Populer

Ada banyak platform yield farming yang bisa kamu gunakan. Beberapa platform populer yang terkenal dalam dunia yield farming adalah sebagai berikut.

1. Compound

  • Compound adalah salah satu platform yield farming terkemuka dalam industri DeFi.
  • Platform ini memungkinkan kamu untuk menyimpan aset kripto kamu dan mendapatkan imbal hasil berbasis suku bunga.

2. Aave

  • Aave adalah platform yang memungkinkan kamu untuk mendapatkan imbal hasil dari deposit aset kripto kamu ke dalam platform ini.
  • Platform ini juga memungkinkan kamu untuk meminjam aset kripto dengan menggunakan aset yang kamu setorkan sebagai jaminan.

3. Yearn Finance

  • Yearn Finance adalah platform yield farming yang memungkinkan kamu untuk mengoptimalkan imbal hasil dari aset kripto kamu melalui strategi otomatis.
  • Platform ini secara otomatis mencari peluang investasi terbaik dan memindahkan aset kamu ke dalam pool yang paling menguntungkan.

Ini hanya beberapa contoh platform yield farming yang populer. Pastikan untuk melakukan riset lebih lanjut dan memilih platform yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi kamu.

Keuntungan dan Risiko Yield Farming

Keuntungan yield farming

  • Kesempatan mendapatkan return investasi yang tinggi dalam waktu singkat.
  • Potensi mendapatkan token baru (farm token) yang berharga sebagai tambahan keuntungan.
  • Bisa menjadi bagian dari perkembangan dan inovasi DeFi.
  • Kemampuan untuk mengoptimalkan penggunaan aset kripto kamu secara lebih efisien.

Risiko yield farming

  • Risiko pasar: perubahan harga aset kripto dapat memengaruhi nilai dana yang kamu investasikan.
  • Risiko smart contract: kegagalan atau kerentanan dalam smart contract protokol yield farming dapat menyebabkan kehilangan dana.
  • Risiko impermanent loss: perubahan harga aset dalam pool likuiditas dapat menghasilkan kerugian sementara.
  • Risiko keamanan: platform yield farming dapat menjadi target serangan cyber.

Baca Juga: 4 Tips Ampuh DYOR Yield Farming di DeFi!

Yield Farming vs Staking, Apa Perbedaannya?

Yield farming dan staking adalah dua bentuk investasi yang populer dalam dunia kripto. Meskipun keduanya memiliki persamaan, ada perbedaan penting di antara keduanya.

Yield farming

  • Para investor menyetor (deposit) aset kripto mereka ke dalam platform atau protokol untuk mendapatkan imbal hasil berbasis suku bunga atau bagi hasil yang dihasilkan oleh protokol tersebut.
  • Yield farming sering melibatkan berbagai jenis aset dan protokol yang berbeda, dengan potensi keuntungan yang lebih tinggi tetapi juga lebih tinggi risikonya.
  • Yield farming membutuhkan lebih banyak penelitian, pengawasan, dan tindakan pengelolaan aset yang aktif.

Staking

  • Para investor menyetor (stake) aset kripto mereka ke dalam blockchain atau jaringan kripto untuk mendukung keamanan jaringan dan menghasilkan reward.
  • Staking biasanya berfokus pada satu jenis aset dalam satu jaringan atau blockchain tertentu, dengan potensi keuntungan yang lebih stabil dan risiko yang lebih rendah.
  • Staking umumnya lebih sederhana dalam hal tindakan yang diperlukan dan risiko yang terlibat.

Intinya, yield farming lebih kompleks dan berpotensi memberikan hasil yang lebih tinggi tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Staking lebih sederhana dengan hasil yang lebih stabil. Pilihan tergantung pada preferensi dan toleransi risiko kamu sebagai investor.

Jenis-Jenis Yield dan Cara Menghitungnya

Dalam yield farming, terdapat beberapa jenis yield yang bisa kamu dapatkan. Berikut adalah tiga jenis yield yang umum dan bagaimana menghitungnya.

1. Current yield

Current yield mengukur imbal hasil tahunan yang diberikan oleh suatu aset dalam bentuk dividen atau bunga dibandingkan dengan harga pasar saat ini. Formula untuk menghitung current yield adalah:

Current Yield = (Dividen atau Bunga yang Diterima per Tahun / Harga Pasar) x 100%

2. Yield to maturity

Yield to maturity mengukur imbal hasil yang akan diperoleh jika suatu obligasi atau surat hutang dipegang sampai jatuh tempo. Formula untuk menghitung yield to maturity lebih kompleks, tetapi biasanya dapat dihitung menggunakan perangkat lunak atau spreadsheet khusus.

3. Yield dividend

Yield dividend mengukur imbal hasil yang diberikan oleh suatu saham dalam bentuk dividen dibandingkan dengan harga saham saat ini. Formula untuk menghitung yield dividend adalah:

Yield Dividend = (Dividen yang Diterima per Tahun / Harga Saham) x 100%

Penting untuk memahami jenis yield yang kamu dapatkan dan cara menghitungnya untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang potensi imbal hasil yang bisa kamu peroleh dari yield farming.

Baca Juga: 3 Tips Mendapatkan Passive Income Crypto yang Paling Direkomendasikan!

Dalam yield farming, para investor dapat memaksimalkan penggunaan aset kripto mereka dan memperoleh imbal hasil yang tinggi melalui aset yang mereka setorkan ke dalam platform atau protokol yield farming. Yield farming adalah bagian dari DeFi dan telah menjadi fenomena yang populer dalam industri kripto.

Langkah-langkah untuk memulai yield farming melibatkan memilih platform yang tepat, menyetor aset ke dalam platform, memilih pool yang tepat, memulai proses yield farming, dan memantau hasilnya. Keuntungan yield farming meliputi peluang mendapatkan return investasi yang tinggi dan menjadi bagian dari perkembangan DeFi, sementara risikonya termasuk risiko pasar, risiko smart contract, risiko impermanent loss, dan risiko keamanan.

Yield farming berbeda dengan staking dalam hal kompleksitas, risiko, dan potensi keuntungan. Ada juga beberapa jenis yield yang dapat diperoleh dalam yield farming, seperti current yield, yield to maturity, dan yield dividend. Memahami jenis yield dan cara menghitungnya penting bagi para investor dalam yield farming.

Dengan begitu banyaknya potensi dalam dunia kripto, saatnya untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya dalam perjalanan investasi kamu. Reku hadir sebagai solusi yang menyediakan akses mudah dan aman untuk membeli dan menjual Bitcoin, Ethereum, dan berbagai koin lainnya.

Dengan biaya transaksi termurah, Reku menjadi pilihan yang tepat bagi kamu yang ingin memulai atau mengembangkan portofolio kamu di pasar kripto. Jangan ragu untuk menjelajahi berbagai kemungkinan yang ditawarkan oleh Reku, dan mulailah mengambil langkah cerdas dalam investasi kamu.

Foto diambil dari Freepik

Penulismarketing mkt admin
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku