
Perdagangan kripto terus berkembang dengan inovasi baru yang semakin mempermudah para trader. Salah satu inovasi yang semakin populer adalah decentralized perpetual trading, yang memungkinkan kamu untuk melakukan trading derivatif tanpa batas waktu. Berbeda dengan perdagangan berjangka tradisional, sistem ini berjalan secara otomatis di blockchain tanpa perantara, memberikan transparansi dan kendali penuh kepada pengguna.
Melalui artikel ini, kita akan membahas secara mendalam bagaimana cara kerja decentralized perpetual trading, keunggulannya dibandingkan sistem tradisional, serta beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Jika kamu tertarik untuk memahami lebih lanjut tentang inovasi ini, simak pembahasannya berikut!
Apa Itu Decentralized Perpetual Trading?
Jika kamu pernah melakukan trading di bursa kripto, mungkin kamu sudah familiar dengan kontrak berjangka atau futures. Nah, decentralized perpetual trading adalah versi lebih fleksibel dari itu. Ini adalah bentuk perdagangan derivatif di mana kamu bisa membuka posisi long atau short pada aset kripto tanpa batas waktu.
Sistem ini dijalankan di platform berbasis teknologi blockchain yang bersifat terdesentralisasi, sehingga tidak ada perantara seperti broker atau bursa tersentralisasi. Semua transaksi berjalan secara otomatis melalui smart contract.
Bagaimana Cara Kerja Decentralized Perpetual Trading?
Berbeda dengan perdagangan spot yang melibatkan jual beli aset secara langsung, decentralized perpetual trading menggunakan kontrak perpetual. Ini berarti kamu bisa mempertahankan posisi trading selama yang kamu mau, tanpa perlu khawatir tentang tanggal kadaluarsa.
Beberapa elemen utama dalam sistem ini adalah:
1. Smart Contract dan Likuiditas On-Chain
Platform yang mendukung decentralized perpetual trading menggunakan smart contract untuk menjalankan semua transaksi. Tidak ada pihak ketiga yang mengelola dana kamu—semuanya dikendalikan oleh kode di blockchain.
Likuiditas juga diperoleh dari berbagai sumber, seperti penyedia likuiditas terdesentralisasi atau model AMM (Automated Market Maker), yang memastikan eksekusi order yang efisien.
2. Mekanisme Margin dan Leverage
Sebagian besar platform decentralized perpetual trading memungkinkan penggunaan leverage, yang berarti kamu bisa memperbesar eksposur trading dengan modal yang lebih kecil. Namun, leverage tinggi juga meningkatkan risiko likuidasi jika harga bergerak berlawanan dengan prediksi kamu.
3. Mekanisme Funding Rate
Karena tidak ada tanggal kadaluarsa, sistem menggunakan funding rate untuk menjaga keseimbangan harga antara kontrak perpetual dan harga pasar spot. Jika lebih banyak trader berada dalam posisi long, maka mereka akan membayar funding fee kepada trader yang mengambil posisi short, dan sebaliknya.
Keunggulan Decentralized Perpetual Trading Dibandingkan Perdagangan Tradisional
1. Tidak Ada Perantara
Karena berbasis blockchain, tidak ada perantara atau otoritas terpusat yang mengontrol dana kamu. Ini mengurangi risiko manipulasi dan penahanan dana oleh pihak ketiga.
2. Akses Global Tanpa Batas
Kamu bisa melakukan trading dari mana saja tanpa harus memenuhi persyaratan KYC yang ketat. Ini memberikan fleksibilitas lebih bagi trader di berbagai belahan dunia.
3. Transparansi dan Keamanan
Semua transaksi terekam di blockchain, sehingga dapat diaudit secara publik. Selain itu, smart contract memastikan bahwa perdagangan berlangsung tanpa risiko pencurian dana oleh pihak ketiga.
4. Biaya yang Lebih Rendah
Karena tidak melibatkan pihak ketiga, biaya transaksi pada platform decentralized perpetual trading umumnya lebih rendah dibandingkan bursa tersentralisasi.
Risiko dan Tantangan dalam Decentralized Perpetual Trading
Meskipun menawarkan banyak keuntungan, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan:
1. Risiko Likuidasi Akibat Leverage Tinggi
Leverage yang besar bisa menggandakan keuntungan, tetapi juga bisa mempercepat likuidasi jika harga bergerak tidak sesuai prediksi.
2. Risiko Smart Contract
Jika ada celah keamanan dalam smart contract, dana yang tersimpan di dalamnya bisa diretas. Oleh karena itu, penting untuk memilih platform yang sudah diaudit dan memiliki reputasi baik.
3. Slippage dan Likuiditas yang Terbatas
Pada beberapa platform, likuiditas bisa lebih rendah dibandingkan bursa tersentralisasi, sehingga order besar bisa mengalami slippage yang signifikan.
Platform Decentralized Perpetual Trading Populer
Beberapa platform yang saat ini populer untuk decentralized perpetual trading antara lain:
- dYdX: Salah satu platform terbesar dengan likuiditas tinggi dan UI yang ramah pengguna.
- GMX: Berbasis model AMM dengan sistem biaya yang lebih rendah.
- Perpetual Protocol: Menyediakan perdagangan dengan leverage hingga 10x dan berbagai fitur menarik lainnya.
Decentralized perpetual trading menghadirkan cara baru bagi trader kripto untuk melakukan perdagangan derivatif tanpa batas waktu dan tanpa perantara. Dengan berbagai keunggulan seperti transparansi, biaya lebih rendah, dan akses global, sistem ini menjadi pilihan menarik bagi banyak trader.
Namun, risiko tetap ada, terutama terkait leverage tinggi dan keamanan smart contract. Sebelum terjun ke dalamnya, pastikan kamu memahami cara kerjanya dan memilih platform yang terpercaya.
Apakah kamu tertarik mencoba decentralized perpetual trading? Pastikan untuk selalu melakukan riset sebelum memulai!
Trading Perpetuals di Reku, Mudah dan Terjamin
Nikmati keamanan trading dengan Reku, exchange lokal berlisensi Bappebti dan CFX. Hemat pajak hingga 35% dan rasakan trading perpetuals dengan leverage tinggi, biaya rendah, serta fitur terbaik. Download aplikasi Reku dan mulai trading hari ini!