Investasi saham menjadi salah satu cara yang populer untuk mengembangkan kekayaan, terutama di kalangan anak muda yang tertarik dengan dunia finansial. Namun, sebelum terjun lebih dalam, penting untuk memahami jenis jenis saham yang ada di pasar. Dengan mengetahui perbedaan masing-masing jenis jenis saham, kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan sesuai dengan tujuan keuanganmu.
Apa Itu Saham?
Secara sederhana, saham adalah bukti kepemilikan sebagian modal dalam sebuah perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan memiliki saham, kamu memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut, meskipun persentasenya mungkin sangat kecil. Perusahaan menerbitkan saham untuk mengumpulkan dana dari publik, yang kemudian digunakan untuk mendukung operasional dan mengembangkan bisnis. Tapi, apa saja jenis jenis saham yang ada di pasar?
Jenis-Jenis Saham
1. Saham Biasa (Common Stock)
Dari sekian banyak jenis jenis saham yang beredar dipasaran, saham biasa adalah jenis saham yang paling umum ditemukan. Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham, serta berhak atas dividen jika perusahaan membagikannya. Namun, saham biasa juga datang dengan risiko yang lebih tinggi karena pemegang saham biasa berada di urutan terakhir dalam hal klaim aset jika perusahaan mengalami likuidasi.
Keuntungan dari memiliki saham biasa adalah potensi kenaikan harga saham yang bisa sangat menguntungkan jika perusahaan terus berkembang. Namun, karena fluktuasi harga, investasi ini juga memiliki risiko kerugian.
Contoh:
a. Bank Central Asia (BBCA)
Pemegang saham BBCA berhak menghadiri RUPS dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Selain itu, mereka berhak mendapatkan dividen jika perusahaan tersebut menguntungkan.
b. Unilever Indonesia (UNVR)
Saham Unilever Indonesia juga termasuk dalam saham biasa, memberikan hak suara kepada pemegangnya dan berpotensi memberikan dividen bagi investo
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen adalah jenis saham yang memberikan keuntungan tertentu dibandingkan saham biasa. Pemegang saham preferen memiliki prioritas lebih tinggi dalam pembagian dividen dan klaim aset perusahaan jika terjadi likuidasi. Namun, saham preferen biasanya tidak memberikan hak suara kepada pemegang saham.
Bagi investor yang mencari stabilitas, saham preferen bisa menjadi pilihan karena dividen yang lebih pasti dan risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan saham biasa. Namun, potensi kenaikan harga saham preferen cenderung lebih terbatas.
Contoh:
a. General Electric (GE)
Saham preferen GE memberi prioritas lebih tinggi dalam pembayaran dividen dibandingkan saham biasa, tetapi tidak memberikan hak suara dalam RUPS.
b. Ford Motor Company (F)
Ford juga menawarkan saham preferen yang memberi keuntungan lebih besar dalam hal pembayaran dividen, namun tidak memberikan pengaruh dalam keputusan perusahaan.
3. Saham Blue Chip
Saham blue chip adalah jenis saham dari perusahaan besar yang memiliki reputasi baik, stabil secara finansial, dan biasanya membayar dividen secara teratur. Saham ini dianggap sebagai investasi yang relatif aman karena perusahaan blue chip biasanya sudah mapan dan memiliki model bisnis yang kokoh.
Contoh saham blue chip adalah saham dari perusahaan seperti Unilever, Coca-Cola, dan Apple. Meskipun harganya mungkin lebih tinggi, saham ini menawarkan kestabilan dan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Contoh:
a. Unilever
Sebagai perusahaan multinasional yang sudah mapan, saham Unilever dianggap sebagai saham blue chip karena stabilitas dan reputasinya yang terjaga.
b. Coca-Cola
Coca-Cola adalah perusahaan global dengan stabilitas keuangan yang kuat. Saham Coca-Cola tergolong dalam saham blue chip yang sering menjadi pilihan investasi jangka panjang.
Baca juga: Apa Itu Saham dan Bagaimana Cara Memilihnya untuk Trading?
4. Saham Pertumbuhan (Growth Stocks)
Saham pertumbuhan adalah jenis saham dari perusahaan yang diharapkan akan tumbuh lebih cepat dari rata-rata pasar. Perusahaan-perusahaan ini biasanya menginvestasikan kembali keuntungannya untuk ekspansi bisnis daripada membagikan dividen kepada pemegang saham.
Investasi di saham pertumbuhan bisa memberikan keuntungan besar jika perusahaan berhasil tumbuh sesuai ekspektasi. Namun, risiko juga lebih tinggi karena jika perusahaan gagal memenuhi ekspektasi, harga saham bisa turun tajam.
Contoh:
a. Amazon
Amazon adalah contoh saham pertumbuhan. Meskipun tidak membayar dividen, perusahaan ini terus berkembang pesat di sektor e-commerce dan teknologi, sehingga memberikan keuntungan besar bagi para pemegang sahamnya.
b. Tesla
Saham Tesla adalah contoh perusahaan dengan potensi pertumbuhan yang sangat besar. Seiring dengan kemajuan dalam teknologi mobil listrik, harga saham Tesla terus meningkat, meskipun risikonya juga lebih tinggi.
5. Saham Dividen (Income Stocks)
Saham dividen adalah jenis saham yang secara konsisten membayar dividen tinggi kepada pemegang saham. Saham ini biasanya berasal dari perusahaan yang stabil dengan pendapatan yang solid. Saham dividen cocok untuk investor yang mencari penghasilan tetap dari investasinya.
Salah satu kelebihan saham dividen adalah potensi penghasilan yang lebih stabil, terutama di pasar yang tidak pasti. Namun, harga saham ini cenderung tidak mengalami kenaikan sebesar saham pertumbuhan.
Contoh:
a. Procter & Gamble (PG)
Perusahaan ini terkenal dengan kebijakan pembagian dividen yang stabil, menjadikannya pilihan populer bagi investor yang mencari pendapatan pasif.
b. Johnson & Johnson (JNJ)
Johnson & Johnson juga termasuk dalam kategori saham dividen, di mana perusahaan ini secara rutin membayar dividen kepada para pemegang saham.
6. Saham Syariah
Saham syariah adalah jenis saham yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Saham-saham ini berasal dari perusahaan yang operasinya tidak bertentangan dengan ajaran Islam, seperti perusahaan yang tidak terlibat dalam riba, perjudian, atau industri haram lainnya.
Untuk investor yang ingin berinvestasi sesuai dengan prinsip agama, saham syariah menawarkan pilihan yang etis dan bertanggung jawab. Di Indonesia, saham-saham ini terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
Contoh:
a. Indosat Ooredoo (ISAT)
Indosat Ooredoo adalah contoh perusahaan yang sahamnya terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), yang menunjukkan bahwa operasionalnya mematuhi prinsip-prinsip syariah.
b. Bank Syariah Indonesia (BSI)
Bank Syariah Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang sahamnya masuk dalam kategori saham syariah, yang memenuhi kriteria bisnis yang sesuai dengan ajaran Islam.
Memahami jenis jenis saham adalah langkah awal yang penting dalam perjalanan investasi kamu. Dengan mengetahui karakteristik masing-masing jenis jenis saham, kamu bisa menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan tujuan dan profil risiko kamu. Baik kamu memilih saham biasa, saham preferen, saham blue chip, atau bahkan saham kripto, pastikan untuk selalu melakukan riset dan menggunakan platform investasi yang aman seperti Reku untuk pengalaman investasi yang lebih baik.
Jelajahi Pasar Global dengan Fitur Menarik dari Reku!
Tertarik mulai berinvestasi di perusahaan ternama dunia, seperti Apple, Google, Tesla, Unilever dan 600++ aset saham luar negeri dan ETF lainnya? Yuk download Reku sekarang dan mulai jadi investor aset global!