Investing
Market
Learning Hub
Security
Fees
Other
Download Reku Apps
google-icon

Analysis

Publikasi (Deep Dives)
Analisa Kripto
Analisa Makro
Ringkasan Reku
Update Saham AS
Analisa Saham AS
Update Kripto
Bagaimana Performa Bitcoin di Tahun 2025 Vs USD, Emas, dan S&P 500?
Analisa Kripto
Share!

Bagaimana Performa Bitcoin di Tahun 2025 Vs USD, Emas, dan S&P 500?

26 December 2025
7 min read
Bagaimana Performa Bitcoin di Tahun 2025 Vs USD, Emas, dan S&P 500?

Key Takeaways:

  • Kripto Pilihan: Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh gejolak bagi Bitcoin (BTC). Meskipun sempat mencapai all-time high (ATH) di atas $126.000 pada awal Oktober, BTC justru mengalami penurunan signifikan di akhir tahun, trading di kisaran $85.000–$88.000 pada akhir Desember. Sementara itu, aset kelas lain seperti emas (gold) dan saham (diwakili S&P 500) justru rally kuat hingga akhir tahun. Fenomena ini menunjukkan pergeseran perilaku investor, di mana BTC semakin berperan sebagai aset risiko (risk-on asset) daripada safe-haven seperti yang sering diklaim.
  • Update Altcoin: Pendiri Cardano, Charles Hoskinson, secara aktif mendorong penggunaan stablecoin sebagai instrumen utama dalam perdagangan karena kemampuannya meminimalisir biaya transaksi dan hambatan operasional dibandingkan aset kripto lainnya.
  • Berita Sepekan: Elon Musk memprediksi bahwa Amerika Serikat akan mengalami pertumbuhan PDB hingga dua digit dalam 12 hingga 18 bulan ke depan, yang didorong oleh kemajuan dan integrasi kecerdasan buatan (AI) terapan di berbagai sektor.

 

Analisis Performa Bitcoin di Tahun 2025 Vs USD, Emas, dan S&P 500

Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh gejolak bagi Bitcoin (BTC). Meskipun sempat mencapai all-time high (ATH) di atas $126.000 pada awal Oktober, BTC justru mengalami penurunan signifikan di akhir tahun, trading di kisaran $85.000–$88.000 pada akhir Desember. Sementara itu, aset kelas lain seperti emas (gold) dan saham (diwakili S&P 500) justru rally kuat hingga akhir tahun. Fenomena ini menunjukkan pergeseran perilaku investor, di mana BTC semakin berperan sebagai aset risiko (risk-on asset) daripada safe-haven seperti yang sering diklaim.

 

1. Bitcoin vs USD (Dolar AS) dan Indeks DXY

Secara historis, Bitcoin memiliki korelasi invers kuat dengan US Dollar Index (DXY), indeks yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap keranjang mata uang utama. Ketika DXY naik (dolar menguat), BTC cenderung turun karena likuiditas global menyusut dan investor menghindari aset spekulatif. Sebaliknya, DXY turun sering mendorong BTC naik.

Di 2025, DXY mengalami penurunan signifikan (sekitar 9–10% YTD di paruh pertama), yang seharusnya mendukung kenaikan BTC. Namun, BTC gagal memanfaatkan pelemahan dolar ini sepenuhnya. Grafik dari sumber seperti Bitcoin CounterFlow menunjukkan bahwa inverted DXY (proxy kelemahan dolar) sering selaras dengan kenaikan BTC, tapi di akhir 2025, BTC malah turun meskipun DXY melemah.

Alasan utama: Kebijakan tarif Trump memicu ketidakpastian global, tapi investor lebih memilih aset tradisional seperti emas daripada BTC. Korelasi invers ini mulai melemah, menandakan BTC semakin mirip dengan saham teknologi daripada “digital gold”.

 

2. Performa BTC vs Emas vs S&P 500 Sepanjang 2025

Tahun 2025 menjadi tahun emas yang luar biasa, sementara BTC underperform di paruh kedua.

  • Emas (Gold): Naik lebih dari 55–70% YTD, mencapai rekor baru di atas $4.400–$4.500 per ounce. Ini menjadi performa tahunan terbaik sejak 1979, didorong oleh pembelian bank sentral (central banks), inflow ETF emas, dan status safe-haven amid ketegangan geopolitik serta ekspektasi pemotongan suku bunga Fed.
  • S&P 500: Naik sekitar 15–17% YTD, mencapai rekor baru di atas 6.900–7.000 poin. Rally didukung oleh pertumbuhan ekonomi AS yang solid, AI boom, dan harapan kebijakan fiskal yang pro-bisnis.
  • Bitcoin: Sempat naik 30–33% hingga pertengahan tahun (mencapai $126.000), tapi turun tajam di Q4 (hingga -30% dari puncak), berakhir di sekitar $87.000–$88.000. Rasio BTC-to-Gold turun hingga 50%, artinya satu BTC hanya bisa beli sekitar 20 ounce emas (dari 40 ounce di akhir 2024).

Grafik performa relatif menunjukkan divergensi jelas sejak Oktober: Emas dan S&P 500 terus naik, sementara BTC anjlok akibat penjualan leveraged holders dan outflow dari spot Bitcoin ETF (AUM turun dari $152 miliar ke $112 miliar).

 

3. Mengapa Aset Lain Rally di Akhir 2025, Tapi BTC Turun?

Ini adalah poin kunci yang mengecewakan banyak holder BTC. Beberapa faktor utama:

  • Divergensi dari Narasi “Digital Gold”: BTC gagal bertindak sebagai safe-haven. Investor beralih ke emas fisik yang lebih stabil, didukung central banks (pembelian 254 ton hingga Oktober) dan ETF inflow. BTC malah semakin berkorelasi positif dengan saham (korelasi BTC-S&P 500 rata-rata 0.5 di 2025, naik dari 0.29 di 2024).
  • Faktor Makro dan Kebijakan: Tarif Trump terhadap China memicu sell-off awal Oktober, tapi saham rebound karena ekspektasi growth AS. BTC tidak ikut rebound karena dianggap lebih spekulatif. Penjualan long-term holders (LTH) mencapai 300.000–500.000 BTC di akhir tahun memperburuk penurunan.
  • Outflow Institusional: Spot BTC ETF mengalami slowdown inflow dan net outflow di H2 2025, sementara gold ETF justru inflow besar.
  • Risk-Off Sentiment Selektif: Di tengah ketidakpastian (tarif, AI bubble concerns), investor memilih emas dan saham blue-chip daripada crypto yang volatil.

 

Kesimpulan dan Outlook

2025 membuktikan bahwa BTC belum sepenuhnya matang sebagai aset independen. Meskipun supply terbatas dan adopsi institusional meningkat, BTC masih rentan terhadap sentimen risiko global dan semakin mirip saham tech. Emas kembali jadi “raja safe-haven”, dengan gain historis, sementara S&P 500 tunjukkan resiliensi ekonomi AS.

Untuk 2026, beberapa analis optimis BTC bisa rebound jika Fed potong suku bunga lebih agresif dan likuiditas global meningkat. Namun, divergensi ini jadi pengingat: Diversifikasi penting—jangan all-in pada satu aset kelas. Emas dan saham tradisional terbukti lebih tangguh di akhir 2025.

 

Cek Harga BTC Hari Ini!

 

Update Altcoin

  • 🐲 Bullish Pasar ETF kripto di Amerika Serikat mencatat dinamika yang kontras pada akhir Desember 2024, di mana produk berbasis Bitcoin dan Ethereum mengalami arus keluar modal yang signifikan, masing-masing sebesar $175 juta dan $52,7 juta. Penurunan ini dipicu oleh aksi ambil untung dan penyesuaian portofolio menjelang akhir tahun, namun modal tersebut tidak sepenuhnya keluar dari ekosistem kripto melainkan terdeteksi melakukan rotasi taktis ke aset lain. Fenomena ini terlihat dari masuknya aliran dana segar ke ETF Solana ($1,48 juta) dan XRP ($11,93 juta), yang menunjukkan bahwa investor institusional mulai mendiversifikasi eksposur mereka ke aset alternatif (layer-1) dengan katalis pertumbuhan yang spesifik di tengah konsolidasi harga aset utama.

Cek Harga XRP Hari Ini!

  • 🌍 Bullish – Pendiri Cardano, Charles Hoskinson, secara aktif mendorong penggunaan stablecoin sebagai instrumen utama dalam perdagangan karena kemampuannya meminimalisir biaya transaksi dan hambatan operasional dibandingkan aset kripto lainnya. Sebagai langkah nyata, Cardano Foundation berencana mengalokasikan 50 juta ADA untuk memperkuat likuiditas stablecoin dalam ekosistemnya, yang diharapkan dapat mengakselerasi adopsi protokol DeFi serta meningkatkan performa pasar token asli mereka. Inisiatif ini menandai pergeseran strategis Cardano menuju ekosistem pembayaran digital yang lebih praktis, stabil, dan efisien bagi pengguna global.

Cek Harga ADA Hari Ini!

  • 🚀 Bullish – Komunitas Uniswap secara resmi menyetujui proposal “UNIfication” pada 25 Desember 2025, yang akan mengeksekusi pembakaran (burn) 100 juta token UNI senilai sekitar $600 juta dari perbendaharaan protokol. Langkah strategis ini bertujuan untuk menciptakan kelangkaan aset dengan mengurangi total suplai beredar secara signifikan, sekaligus mengaktifkan mekanisme baru di mana sebagian biaya perdagangan dari Uniswap v2, v3, dan jaringan Unichain akan digunakan secara berkelanjutan untuk membeli kembali dan membakar token UNI. Keputusan ini menandai transformasi UNI dari sekadar token tata kelola menjadi aset yang memiliki keterkaitan nilai langsung dengan volume transaksi protokol, yang disambut positif oleh pasar sebagai upaya memperkuat posisi Uniswap di ekosistem DeFi dalam jangka panjang.

Cek Harga UNI Hari Ini!

 

Berita Terkini dalam Sepekan Terakhir

  • 🌜 Bullish – Elon Musk memprediksi bahwa Amerika Serikat akan mengalami pertumbuhan PDB hingga dua digit dalam 12 hingga 18 bulan ke depan, yang didorong oleh kemajuan dan integrasi kecerdasan buatan (AI) terapan di berbagai sektor. Prediksi berani ini memicu diskusi hangat di kalangan pasar keuangan dan kripto mengenai potensi AI dalam meningkatkan produktivitas secara signifikan, meskipun beberapa ahli tetap bersikap hati-hati karena angka tersebut jauh melampaui proyeksi ekonomi resmi saat ini.

Cek Harga USDT Hari Ini!

  • 💰 Bullish – Ethereum saat ini menunjukkan sinyal pemulihan jangka panjang yang kuat melalui kombinasi pola teknis inverse head and shoulders pada grafik mingguan dan lonjakan drastis aktivitas jaringan on-chain. Jumlah alamat aktif meningkat hampir dua kali lipat dari 496.000 menjadi 800.000 hanya dalam satu minggu, yang mengindikasikan bahwa kenaikan harga didukung oleh penggunaan nyata di jaringan, bukan sekadar spekulasi. Jika Ethereum berhasil menembus titik resistensi utama (neckline), target teknis berikutnya diproyeksikan berada di kisaran $7.600, yang menandakan potensi pergerakan signifikan seiring dengan kembalinya minat pasar terhadap ekosistem ini.

Cek Harga ETH Hari Ini!

  • 🤖 Bullish – Pada tahun 2025, lanskap regulasi kripto di Asia mengalami transformasi besar dengan fokus utama pada standarisasi stablecoin dan tokenisasi aset dunia nyata (RWA) demi menarik modal institusional global. Pusat keuangan seperti Hong Kong telah memberlakukan Ordonansi Stablecoin pada Agustus 2025, sementara Singapura melalui Project Guardian dan Indonesia melalui OJK mulai mengintegrasikan aset fisik seperti obligasi dan real estat ke dalam infrastruktur blockchain secara legal. Langkah-langkah ini, yang sebagian besar menyelaraskan diri dengan standar global seperti GENIUS Act di AS, bertujuan untuk menciptakan kepastian hukum, mengurangi biaya transaksi lintas batas hingga 70%, serta memposisikan Asia sebagai pemimpin dalam infrastruktur keuangan digital yang patuh dan inovatif.

Cek Harga ONDO Hari Ini!

 

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

Andri Fauzan
AuthorAndri Fauzan
Share!
Related Articles
    Prediksi Harga (ETH) di Tahun 2026
  1. Prediksi Harga (ETH) di Tahun 2026
  2. 24 December 2025
    1 min read
    Analisa Kripto
    Memecoin yang Akan Naik di 2026
  3. Memecoin yang Akan Naik di 2026
  4. 23 December 2025
    1 min read
    Analisa Kripto
Analysis
In-depth market analysis
Blog
Learn more about crypto
FAQ
Find out the latest Crypto and Stock news
Market
Start exploring and investing in Crypto assets and US Stocks on Reku