Elon Musk dan Tesla Terlalu Besar Untuk Gagal?
Elon Musk adalah sosok yang unik dalam sejarah bisnis modern. Sebagai pemimpin Tesla, SpaceX, dan X (sebelumnya Twitter), pengaruh Musk terhadap pasar saham tak terbantahkan. Namun, semakin banyak tanda-tanda bahwa aturan hukum yang mengikat mayoritas perusahaan dan individu tampaknya hanya berlaku sebagian untuk Musk. Fenomena ini, yang kita sebut sebagai “Kekebalan Musk,” menciptakan ketidakpastian sekaligus peluang bagi investor di saham perusahaan terkait.
Elon Musk: 60% Tunduk pada Hukum?
Musk telah berulang kali berselisih dengan regulator, terutama SEC (Securities and Exchange Commission). Kasus paling mencolok terjadi pada 2022, ketika Musk terlambat melaporkan kepemilikan 9% saham Twitter. Keterlambatan ini, meski tampak sederhana, diduga menghemat $143 juta saat ia membeli saham lebih murah sebelum akuisisi besar.
Di dunia bisnis biasa, pelanggaran ini akan segera dihadapi dengan sanksi tegas. Namun, penanganan SEC terhadap Musk tampak berlarut-larut, dengan hanya “penyelidikan” selama dua tahun. Hal ini mengundang pertanyaan: Apakah Musk “terlalu besar” untuk diperlakukan sama seperti yang lain?
Dampaknya ke Tesla: Bayang-Bayang Pay Package
Tesla, sebagai perusahaan utama Musk, baru-baru ini menghadapi tantangan besar terkait kompensasi $56 miliar yang diberikan kepadanya pada 2018. Delaware Court membatalkan paket tersebut, menyebutnya “tidak adil.” Dengan saham Tesla sekarang melonjak, opsi baru bisa bernilai $129 miliar. Namun, jika paket baru dibuat, Tesla akan menghadapi biaya akuntansi hingga $50 miliar, dan Musk mungkin harus membayar pajak setinggi 57%.
Kisruh ini menciptakan ketidakpastian bagi saham Tesla (TSLA). Investor menghadapi dilema: apakah nilai Musk sebagai pemimpin cukup besar untuk membenarkan biaya tambahan ini? Selain itu, langkah Tesla pindah ke Texas untuk menghindari hukum Delaware juga mencerminkan betapa regulasi menjadi “penghambat” di era Musk.
SpaceX dan Risiko Kontrak Militer
SpaceX, perusahaan penerbangan luar angkasa Musk, menghadapi tantangan berbeda. Laporan penggunaan obat ketamin oleh Musk memicu kekhawatiran tentang aksesnya ke informasi keamanan nasional. Uniknya, SpaceX tampaknya “menoleransi” risiko ini, mungkin karena dominasi teknologinya dalam industri peluncuran satelit.
Namun, jika regulator AS memutuskan untuk mengambil tindakan lebih tegas meski kecil kemungkinannya, SpaceX bisa kehilangan kontrak besar. Ini berpotensi memengaruhi valuasi dan pendapatan perusahaan jika IPO SpaceX terjadi di masa depan.
Narasi “Terlalu Besar untuk Gagal”
Elon Musk tampaknya menguji hipotesis bahwa individu yang cukup berpengaruh dapat melanggar aturan tanpa konsekuensi serius. Kepopulerannya di media sosial, dukungan dari pemegang saham setia, serta perannya dalam industri penting seperti kendaraan listrik dan luar angkasa, menjadikannya “tak tergantikan.”
Hal ini menciptakan risiko sistemik bagi saham perusahaan Musk seperti Tesla, SpaceX, dan X. Jika salah satu regulator “memecahkan” kekebalan hukum Musk, dampaknya bisa sangat besar.
Dampak untuk Investor
Bagi investor, ada dua sisi dari “Kekebalan Musk.” Di satu sisi, pengaruh Musk dan kebebasannya dari aturan ketat memberi ruang inovasi dan pertumbuhan pesat. Tesla tetap menjadi pemimpin pasar EV, dan SpaceX mendominasi peluncuran satelit. Namun, risiko hukuman hukum atau perubahan regulasi tetap mengintai.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.