Dalam salah satu perjanjian teknologi paling ambisius dekade ini, OpenAI dan Advanced Micro Devices (AMD) baru saja menandatangani kontrak lima tahun bernilai miliaran dolar untuk membangun pusat data AI berbasis chip AMD. Kesepakatan ini bukan hanya langkah bisnis besar, tapi juga simbol pergeseran kekuatan di dunia kecerdasan buatan — menandai tantangan paling serius terhadap dominasi Nvidia (NVDA) di pasar chip AI global.

🔺 Latar Belakang: Perang Dingin di Dunia Chip AI

Selama dua tahun terakhir, Nvidia mendominasi dunia AI. GPU seri H100 dan H200 mereka menjadi tulang punggung di balik berbagai model AI besar, mulai dari ChatGPT, Claude, hingga Gemini. Permintaan yang luar biasa membuat harga chip Nvidia melambung tinggi, sementara para pengembang AI berebut suplai yang terbatas.

Namun, ketergantungan terhadap satu vendor menciptakan masalah baru — bottleneck pasokan dan biaya komputasi yang melambung. OpenAI, sebagai pengembang model besar seperti GPT-4 dan Sora, menyadari bahwa untuk terus berkembang, mereka membutuhkan diversifikasi infrastruktur komputasi. Di sinilah AMD masuk sebagai pemain alternatif yang siap bersaing.

🤝 Detail Kesepakatan: 6 Gigawatt, 160 Juta Saham, dan Potensi Triliunan Dolar

Dalam perjanjian tersebut, OpenAI berkomitmen untuk membeli chip senilai 6 gigawatt dari AMD, dimulai tahun depan dengan seri terbaru MI450 — penerus MI300 yang telah menjadi senjata utama AMD di pasar AI. Pembelian ini akan dilakukan baik secara langsung maupun melalui mitra cloud seperti Microsoft Azure.

Menariknya, OpenAI juga mendapat hak istimewa berupa warrant (hak beli saham di masa depan) untuk hingga 160 juta saham AMD, setara dengan sekitar 10% kepemilikan perusahaan, dengan harga simbolis $0.01 per lembar — asalkan OpenAI mencapai milestone tertentu dalam penerapan chip tersebut. Dengan harga saham AMD yang kini di kisaran $203 per lembar, nilai potensial dari warrant ini mencapai lebih dari $30 miliar jika seluruh target tercapai.

AMD memperkirakan bahwa proyek ini dapat menghasilkan pendapatan puluhan miliar dolar selama lima tahun ke depan, menjadikannya kesepakatan komersial terbesar dalam sejarah perusahaan. Tak heran, saham AMD langsung melonjak 23,7% dalam satu hari perdagangan setelah pengumuman tersebut.

🧠 Strategi OpenAI: Kemandirian Komputasi dan Efisiensi Inference

CEO OpenAI, Sam Altman, menegaskan bahwa kebutuhan komputasi untuk inference — proses ketika model AI merespons pengguna — kini meningkat eksponensial. “Sulit menggambarkan betapa beratnya tantangan mendapatkan daya komputasi yang cukup,” ujar Altman. “Kami ingin semuanya super cepat, tapi membangunnya butuh waktu.”

Presiden OpenAI, Greg Brockman, menambahkan bahwa keterbatasan kapasitas komputasi bahkan telah menghambat peluncuran beberapa fitur ChatGPT yang berpotensi menghasilkan pendapatan besar. Dengan kolaborasi AMD, OpenAI berharap dapat membuka kembali pipeline inovasi mereka tanpa tergantung sepenuhnya pada Nvidia.

Menariknya, kesepakatan ini muncul hanya dua minggu setelah OpenAI juga mengumumkan kontrak infrastruktur senilai $100 miliar dengan Nvidia, yang berarti perusahaan ini kini menyebarkan investasi sekitar $1 triliun untuk membangun ekosistem AI global. Langkah strategis ini memperkuat posisi OpenAI sebagai pemain pusat dalam ekonomi AI masa depan — sekaligus mengurangi risiko operasional akibat ketergantungan tunggal pada Nvidia.

Cek Harga Saham AMD Disini!

 

🔧 AMD: Dari Penantang Menjadi Pemimpin Baru?

Bagi AMD, kesepakatan ini adalah validasi besar terhadap strategi Lisa Su, CEO yang telah mengubah AMD dari pemain kelas dua menjadi pesaing serius di hampir semua segmen chip. Selama bertahun-tahun, AMD unggul di pasar CPU server dan PC gaming, namun selalu tertinggal di segmen GPU komputasi berat — wilayah kekuasaan Nvidia.

Kini, dengan seri MI300 dan penerusnya MI450, AMD menargetkan untuk menjadi pilar utama komputasi AI, terutama di bidang inference dan cloud-scale deployment. Menurut CFO AMD, Jean Hu, kerja sama dengan OpenAI ini akan menjadi sumber pertumbuhan jangka panjang dan “sangat akretif bagi laba per saham”.

Kinerja keuangan terbaru juga mendukung optimisme tersebut. Pada kuartal kedua, AMD melaporkan pendapatan $7,7 miliar, naik 32% YoY, dengan bisnis data center mencapai $3,2 miliar. Meskipun AMD harus menelan rugi $800 juta akibat larangan ekspor chip ke China, permintaan untuk CPU server dan GPU AI tetap melonjak, mencatat penjualan rekor untuk segmen server.

Lisa Su menegaskan bahwa tren AI masih berada di jalur pertumbuhan 10 tahun ke depan, dan “kemitraan strategis seperti ini adalah pondasi utama untuk menghadirkan teknologi terbaik ke pasar.”

🌍 Dampak Industri: Nvidia Tak Lagi Sendiri

Pasar menilai langkah ini sebagai sinyal bahwa “era monopoli GPU” mungkin mulai berakhir. Dengan OpenAI memecah ketergantungannya pada Nvidia, pemain lain seperti AMD, Intel, bahkan startup seperti Cerebras dan Groq berpotensi mendapatkan panggung lebih besar.

Selain itu, meningkatnya permintaan terhadap chip non-Nvidia juga dapat menurunkan tekanan harga, membuka peluang bagi lebih banyak startup AI yang sebelumnya kesulitan mendapatkan akses GPU. Diversifikasi ini juga berpotensi menciptakan ekosistem AI yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.

Bagi AMD sendiri, keberhasilan implementasi proyek 6 gigawatt ini akan menandai transisi mereka dari “penantang” menjadi “pemain inti” dalam infrastruktur AI global — posisi yang selama ini dipegang Nvidia hampir tanpa pesaing serius.

🚀 Kesimpulan: Awal Babak Baru dalam Ekonomi AI

Kesepakatan antara OpenAI dan AMD adalah lebih dari sekadar kontrak bisnis — ini adalah simbol dari pergeseran struktur kekuatan dalam industri teknologi global. Bagi OpenAI, ini adalah strategi bertahan dan ekspansi. Bagi AMD, ini adalah validasi ambisi jangka panjang untuk menjadi tulang punggung dunia AI modern.

Dengan potensi pendapatan puluhan miliar dolar dan eksposur ekuitas hingga 10% di AMD, OpenAI kini tidak hanya menjadi pelanggan, tetapi juga pemegang kepentingan strategis dalam masa depan perusahaan chip tersebut.

Seperti dikatakan Lisa Su, “AI bukan sekadar tren, melainkan transformasi struktural terbesar dalam sejarah teknologi.” Dan dengan kesepakatan ini, AMD dan OpenAI kini resmi berada di garis depan revolusi tersebut.

.

.

.

.

.

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

 

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.