Netflix Catat Penurunan Saham Terbesar Sejak 2022 Akibat Sengketa Pajak di Brasil
Saham Netflix Inc. (NASDAQ: NFLX) anjlok hingga 10% ke level $1.117 pada Rabu (22/10), menandai penurunan harian terbesar sejak April 2022. Investor bereaksi negatif terhadap laporan keuangan kuartal III yang tertekan oleh sengketa pajak dengan pemerintah Brasil, yang memangkas laba perusahaan sekitar $619 juta.
Dampak Langsung dari Sengketa Pajak

Netflix harus membayar $619 juta untuk menyelesaikan perselisihan pajak yang telah berlangsung sejak 2022. Meski perusahaan telah mengungkapkan potensi risiko ini di laporan sebelumnya, biaya tersebut tidak tercantum dalam panduan laba kuartalan.
Akibatnya, laba operasional hanya mencapai $3,24 miliar, sekitar $400 juta lebih rendah dari proyeksi internal dan perkiraan analis. Pendapatan sebesar $11,5 miliar juga gagal mengalahkan ekspektasi Wall Street untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun.
Netflix menegaskan bahwa dampak pajak ini tidak akan berlanjut di masa depan, dengan pembayaran tambahan yang diperkirakan jauh lebih kecil.
Prospek Kuartal IV Masih Sesuai Ekspektasi
Untuk kuartal IV 2025, Netflix memperkirakan:
- Pendapatan: sekitar $12 miliar
- Earnings per share (EPS): $5,45
Angka ini sejalan dengan konsensus Wall Street yang memperkirakan EPS $5,42 dengan penjualan $11,9 miliar.
Kinerja dan Tantangan di Tengah Konten Kuat
Kuartal III sebenarnya diwarnai deretan konten populer seperti:
- KPop Demon Hunters (film tersukses sepanjang masa di platform),
- Wednesday Season 2, dan
- Happy Gilmore 2.
Netflix juga menayangkan pertandingan tinju Canelo Alvarez vs Terence Crawford, yang menarik perhatian besar.
Namun, investor mulai khawatir karena waktu tonton pengguna tidak meningkat signifikan, sementara pertumbuhan di industri streaming lebih banyak mengalir ke platform gratis seperti YouTube, Roku, dan Tubi.
Arus Kas dan Potensi Akuisisi
Meski laba tertekan, Netflix tetap membukukan free cash flow sebesar $2,66 miliar, melampaui ekspektasi, dan menaikkan proyeksi tahunan menjadi sekitar $9 miliar.
Sebagian dana ini akan digunakan untuk buyback saham dan investasi konten baru, namun perusahaan juga membuka peluang akuisisi. Menurut laporan Bloomberg, Netflix tengah mempertimbangkan untuk membeli sebagian aset milik Warner Bros. Discovery Inc. (WBD).
Namun, Co-CEO Ted Sarandos menegaskan bahwa tidak ada kebutuhan mendesak untuk merger, meski Netflix akan tetap “selektif” dalam mengeksplorasi peluang akuisisi strategis.
Ringkasan Kuartal III Netflix
| Kinerja Kuartal III 2025 | Hasil | Perkiraan Analis |
| Pendapatan | $11,5 miliar | $11,5 miliar |
| Laba Operasional | $3,24 miliar | $3,64 miliar |
| EPS | $5,87 | $6,94 |
| Free Cash Flow | $2,66 miliar | $2,4 miliar |
| Saham | -10% (harian) | Penurunan terbesar sejak 2022 |
Reku Takeaway
Kinerja kuartal III Netflix menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang tetap solid, namun beban pajak Brasil dan kekhawatiran atas pertumbuhan pengguna memukul kepercayaan investor.
Meski demikian, dengan free cash flow yang kuat, lineup konten besar di kuartal akhir (termasuk Stranger Things final season dan Knives Out 2), serta potensi ekspansi strategis, Netflix masih memiliki pijakan kuat untuk kembali pulih pada 2026.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

