Qualcomm Menang Melawan Arm Tentang Pelanggaran Lisensi Desain Chip!
Qualcomm Inc., produsen prosesor ponsel terbesar di dunia, memenangkan kasus pengadilan federal melawan Arm Holdings Plc. Juri di Delaware menyimpulkan bahwa Qualcomm tidak melanggar ketentuan perjanjian terkait produk chip Arm. Sengketa ini muncul setelah akuisisi Qualcomm atas Nuvia Inc., sebuah startup yang berfokus pada desain chip, senilai $1,4 miliar.
Namun, juri tidak dapat mencapai keputusan bulat tentang apakah Nuvia melanggar perjanjian lisensi. Masalah yang belum terselesaikan ini kemungkinan akan membawa kasus ini ke pengadilan ulang, seperti yang disebutkan oleh Hakim Distrik AS Maryellen Noreika.
Konteks Utama
- Arm berpendapat bahwa perjanjian lisensi yang mencakup desain Nuvia seharusnya dinegosiasi ulang setelah akuisisi oleh Qualcomm.
- Perusahaan desain chip yang berbasis di Inggris ini juga menuntut Qualcomm untuk menghancurkan desain yang diperoleh melalui akuisisi tersebut.
- Qualcomm membantah dengan menyatakan bahwa mereka memiliki lisensi umum untuk inovasi Arm, termasuk karya Nuvia, sehingga tidak melanggar perjanjian apa pun.
Dampak pada Industri
Putusan ini memiliki dampak signifikan bagi industri teknologi. Arsitektur chip Arm menjadi dasar bagi produk mulai dari smartphone hingga kendaraan, dan ketergantungan Qualcomm pada desain ini menyoroti kompleksitas hubungan mereka. Dulu mitra dekat, kedua perusahaan kini semakin menjadi pesaing di pasar prosesor komputer.
Reaksi Pasar
- Saham Qualcomm naik 2,6% dalam perdagangan sore setelah putusan tersebut.
- Saham Arm turun 2%, mencerminkan kekhawatiran pasar atas tantangan hukum yang dihadapinya.
Pernyataan dari Kedua Pihak
- Qualcomm: Perusahaan merayakan keputusan juri, dengan menyatakan, “Juri telah membenarkan hak Qualcomm untuk berinovasi dan menegaskan bahwa semua produk Qualcomm yang menjadi permasalahan dalam kasus ini dilindungi oleh kontrak Qualcomm dengan Arm.”
- Arm: Kecewa dengan hasil ini, Arm berniat untuk mengajukan pengadilan ulang. “Kami kecewa bahwa juri tidak dapat mencapai konsensus atas klaim-klaim yang ada,” kata perusahaan tersebut.
Highlight Persidangan:
- Kasus ini diajukan di Pengadilan Distrik AS di Delaware, pusat litigasi korporasi dan paten.
- CEO kedua perusahaan memberikan kesaksian selama persidangan yang berlangsung selama seminggu, mencerminkan tingginya taruhan dalam sengketa ini.
- Juri awalnya melaporkan kebuntuan selama musyawarah, tetapi kemudian mencapai keputusan untuk dua dari tiga tuduhan.
Latar Belakang
Arm, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh SoftBank Group Corp. asal Jepang, melisensikan desain chip dan satu set instruksi—kode penting yang memungkinkan perangkat lunak berkomunikasi dengan prosesor. Qualcomm, pelanggan utama teknologi Arm, memasok chip kepada raksasa global seperti Samsung Electronics Co.
Konteks Hukum
Klaim yang belum terselesaikan terkait dugaan pelanggaran Nuvia meninggalkan ruang untuk proses hukum lebih lanjut, memperpanjang persaingan antara kedua perusahaan. Kasus ini, yang secara resmi berjudul Arm v. Qualcomm, 22-cv-01146, terus menarik perhatian sebagai momen penting bagi hak kekayaan intelektual dalam industri teknologi.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.