Saham Starbucks Turun Setelah Mengumumkan Penurunan Penjualan
Saham Starbucks mengalami penurunan setelah perusahaan mengungkapkan bahwa penjualannya kembali turun, menandai penurunan tiga kuartal berturut-turut. Selain itu, Starbucks juga mengumumkan bahwa mereka menangguhkan proyeksi fiskal untuk tahun 2025 di tengah transisi kepemimpinan CEO baru dan tantangan dalam memperbaiki kinerja bisnis mereka.
Penurunan Penjualan dan Pengaruh di Pasar Utama ☕
Dalam laporan awal untuk kuartal keempat fiskal, Starbucks melaporkan penurunan penjualan di toko-toko yang sama sebesar 7%. Ini merupakan penurunan terdalam sejak masa pandemi COVID-19, dengan penurunan lalu lintas konsumen di Amerika Utara mencapai 10%. Di pasar terbesarnya, yaitu AS, penjualan di toko yang sama turun 6%, meskipun Starbucks telah meningkatkan promosi melalui aplikasi selulernya dan memperluas variasi produk. Di Tiongkok, yang merupakan pasar terbesar kedua, penurunan penjualan mencapai 14%, dipengaruhi oleh meningkatnya persaingan dari merek lokal seperti Luckin Coffee.
Strategi ‘Back to Starbucks’ dan Fokus pada AS 🔄
CEO baru Starbucks, Brian Niccol, menyatakan bahwa perusahaan sedang menjalankan rencana “Back to Starbucks” untuk kembali ke jalur pertumbuhan. Niccol menekankan bahwa perusahaan akan mengubah strategi fundamental mereka, mulai dari menyederhanakan menu yang selama ini dinilai terlalu rumit hingga memperbaiki harga. Niccol juga mengatakan bahwa Starbucks akan kembali fokus pada seluruh pelanggannya, tidak hanya anggota program loyalitas.
Niccol, yang sebelumnya memimpin transformasi Chipotle, mengarahkan pandangannya untuk pertama-tama memulihkan bisnis di pasar AS yang sedang mengalami penurunan permintaan. “Kami percaya masalah yang kami hadapi dapat diperbaiki, dan kami memiliki kekuatan yang signifikan untuk dibangun,” kata Niccol.
Menangguhkan Proyeksi 2025 dan Dividen yang Ditingkatkan 📉
Karena tantangan yang dihadapi perusahaan, Starbucks menangguhkan proyeksi fiskal 2025 dan mengakui bahwa perbaikan kinerja akan memakan waktu. Namun, untuk memberikan kepastian kepada investor, Starbucks meningkatkan dividen kuartalan mereka dari 57 sen menjadi 61 sen per saham.
Rachel Ruggeri, Chief Financial Officer Starbucks, mengatakan bahwa perusahaan sedang mengembangkan strategi untuk membalikkan kondisi bisnis, tetapi proses tersebut membutuhkan waktu. “Kami ingin memberikan kepercayaan lebih pada bisnis ini dan memberikan kepastian saat kami mendorong perubahan,” tambah Ruggeri.
Tantangan Global dan Restrukturisasi Manajemen 🌍
Penurunan penjualan Starbucks tidak hanya terjadi di AS tetapi juga di pasar internasional seperti Tiongkok, di mana perubahan perilaku konsumen dan persaingan yang ketat dari pemain lokal memengaruhi strategi perusahaan di wilayah tersebut. Selain itu, di tengah transisi CEO dan perubahan di jajaran manajemen, Niccol juga mengumumkan penunjukan Tressie Lieberman, mantan eksekutif Chipotle, sebagai Global Chief Brand Officer.
Penurunan Saham dan Tantangan Mendatang 📉
Setelah laporan ini dirilis, saham Starbucks turun lebih dari 3% dalam perdagangan pasca penutupan. Meskipun mengalami tantangan dalam beberapa kuartal terakhir, saham Starbucks masih naik 1% secara keseluruhan sepanjang tahun ini. Dengan kapitalisasi pasar lebih dari $109 miliar, Starbucks tetap menjadi salah satu perusahaan terbesar di industri makanan dan minuman global, namun masih harus menghadapi berbagai tantangan di pasar utamanya, AS dan Tiongkok. Starbucks kini berada di persimpangan, mencoba menyeimbangkan strategi baru dengan harapan dapat mengembalikan pertumbuhan dan daya tariknya di pasar global.
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.