Invest
Trade Crypto
Futures
Explore
Wallet
Learning Hub
Regulation & Security
Download Reku Apps
google-icon

Analysis

Publikasi (Deep Dives)
Analisa Kripto
Analisa Makro
Ringkasan Reku
Update Saham AS
Analisa Saham AS
Update Kripto
Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, Alibaba Meroket, The Fed Waspadai Tarif Trump!
Analisa Saham AS
Share!

Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, Alibaba Meroket, The Fed Waspadai Tarif Trump!

21 February 2025
4 min read
Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, Alibaba Meroket, The Fed Waspadai Tarif Trump!

Key Takeaways:

  • Saham Pilihan: Saham AS mencetak rekor tertinggi di tengah spekulasi kebijakan moneter The Fed dan ketidakpastian tarif impor. 
  • Update Saham: Apple Inc. berencana menambahkan fitur Apple Intelligence ke dalam headset Vision Pro. 
  • Berita Sepekan: Saham Alibaba sempat melonjak hingga 11%, mendorong indeks saham Hong Kong dan indeks acuan Asia ke reli mingguan keenam berturut-turut.

Pasar keuangan global mengalami pekan yang dinamis dengan berbagai faktor ekonomi dan kebijakan yang mempengaruhi sentimen investor. Saham AS mencetak rekor tertinggi di tengah spekulasi kebijakan moneter The Fed dan ketidakpastian tarif impor yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump. Investor terus mencermati perkembangan ekonomi dan prospek suku bunga ke depan, sementara data ekonomi utama menjadi perhatian pasar.

Pekan ini, pasar saham AS mencatat pencapaian baru dengan S&P 500 menembus rekor tertinggi meskipun kenaikannya terbatas. Indeks utama mencatat kinerja sebagai berikut:

  • S&P 500: +0,05%
  • NASDAQ: -0,21%
  • Dow Jones Industrial Average (DJIA): -0,83%

Meskipun ada rekor baru, pergerakan pasar masih terbagi dengan Nasdaq dan DJIA mencatat pelemahan tipis, menunjukkan adanya kekhawatiran investor terhadap faktor makroekonomi.

FOMC Meeting, The Fed Tahan Pemotongan Suku Bunga

Dalam pertemuan Januari, pejabat Federal Reserve sepakat bahwa inflasi harus mengalami penurunan lebih lanjut sebelum suku bunga bisa dipangkas kembali. Notulen pertemuan yang dirilis Rabu lalu menunjukkan bahwa The Fed khawatir terhadap dampak tarif impor yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dengan suara bulat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,5% setelah sebelumnya memangkasnya sebesar 1% sepanjang 2024. Bank sentral menilai bahwa kebijakan moneter saat ini sudah cukup longgar, sehingga mereka memiliki ruang untuk mengevaluasi perkembangan ekonomi sebelum mengambil langkah berikutnya.

Selain itu, The Fed juga mencermati dampak kebijakan perdagangan Trump, khususnya rencana penerapan tarif hingga 25% pada sektor mobil, farmasi, dan semikonduktor. Beberapa anggota FOMC memperingatkan bahwa perusahaan mungkin akan meneruskan kenaikan biaya produksi akibat tarif kepada konsumen, sehingga meningkatkan risiko inflasi. Meskipun ada optimisme terkait pelonggaran regulasi dan pajak, sebagian besar ekonom memperkirakan bahwa tarif baru bisa memperumit tugas The Fed dalam menjaga stabilitas harga.

Pasar keuangan saat ini memperkirakan pemotongan suku bunga baru akan terjadi pada Juli atau September 2025.

Saham Asia Menguat, Alibaba Melesat

Saham Asia mencatat kenaikan signifikan pekan ini, dipimpin oleh lonjakan saham teknologi China setelah Alibaba Group Holding Ltd. melaporkan pertumbuhan pendapatan tercepat dalam lebih dari setahun. Saham Alibaba sempat melonjak hingga 11%, mendorong indeks saham Hong Kong dan indeks acuan Asia ke reli mingguan keenam berturut-turut.

Optimisme terhadap sektor teknologi China juga didorong oleh perkembangan model kecerdasan buatan DeepSeek, yang memicu reli besar dalam saham teknologi Tiongkok dengan total kapitalisasi pasar bertambah $1,3 triliun. Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa reli ini bisa bersifat sementara kecuali ada reformasi struktural lebih lanjut di China.

Di sisi lain, yen Jepang melemah kembali melewati level 150 per dolar AS setelah sebelumnya sempat menguat. Pelemahan yen ini terjadi di tengah spekulasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan. Data terbaru menunjukkan inflasi Jepang naik 3,2% YoY pada Januari 2025, yang merupakan kenaikan terbesar sejak Juni 2023, meningkatkan kemungkinan BOJ akan melakukan penyesuaian kebijakan moneter.

Sentimen Utama Pekan Depan

Beberapa indikator ekonomi yang akan menjadi perhatian pasar dalam pekan depan adalah:

  • Data pekerjaan AS – sebagai indikator utama bagi kebijakan moneter The Fed.
  • Existing Home Sales AS Januari 2025 – diproyeksi mencapai 4,12 juta unit.
  • Data inflasi Jepang – berpotensi mempengaruhi kebijakan Bank of Japan.
  • Manufacturing PMI Februari 2025 – sebagai indikator awal aktivitas ekonomi global.

Dengan dinamika pasar yang masih dipengaruhi kebijakan moneter dan fiskal, investor akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan pernyataan dari para pejabat The Fed untuk menentukan langkah investasi mereka ke depan.

 

Investasi Saham AS Sekarang!

 

Berita Saham dalam Sepekan Terakhir

  • 🌍 Neutral – Apple Inc. berencana menambahkan fitur Apple Intelligence ke dalam headset Vision Pro, bersamaan dengan mode tamu yang diperbarui dan aplikasi konten spasial. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan daya tarik perangkat tersebut.

Cek Harga AAPL Hari Ini!

  • 🐲 Bullish – Airbnb mencetak hasil kuartal empat yang mengesankan, melampaui ekspektasi Wall Street dan mencatat hari terbaik dalam sejarah pergerakan sahamnya. Hasil ini semakin mengukuhkan posisi perusahaan sebagai salah satu pemain utama di pasar global penyewaan online, meskipun ada beberapa tantangan dalam guidance ke depan.

Cek Harga ABNB Hari Ini!

  • 🚀 Bullish – Saham Asia mencatat kenaikan signifikan pekan ini, dipimpin oleh lonjakan saham teknologi China setelah Alibaba Group Holding Ltd. melaporkan pertumbuhan pendapatan tercepat dalam lebih dari setahun. Saham Alibaba sempat melonjak hingga 11%, mendorong indeks saham Hong Kong dan indeks acuan Asia ke reli mingguan keenam berturut-turut.

Cek Harga BABA Hari Ini!

 

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

AuthorStephanus Renaldi
Share!
Analysis
Find out the latest Crypto analysis info
Blog
Learn more about crypto
FAQ
Find out the latest Crypto and Stock news
Market
Start exploring and investing in Crypto assets and US Stocks on Reku