Shiba Inu adalah memecoin dan token pertama yang dijalankan secara terdesentralisasi oleh komunitasnya. Melihat dari Woofpapernya, aset kripto yang tidak mampu untuk mempertahankan kemandirian dan independensinya harus mawas diri terhadap eksistensinya yang rapuh.
Komunitas Shiba Inu, yang lebih dikenal sebagai Shib Army, tengah mencoba untuk melihat apakah desentralisasi benar benar dapat berjalan ketika sebuah tim tidak memiliki tim yang sentral, pendanaan, dan tanpa kepemimpinan secara langsung.
Bagaimana Mekanisme Kerja Shiba Inu?
Koin SHIB dari Shiba Inu merupakan token ERC-20, yang artinya didukung oleh Ethereum. Dengan begitu, Shiba Inu dapat memanfaatkan smart contract untuk membuat produk-produk keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Di dalam ekosistem Shiba Inu terdapat berbagai jenis produk yang memungkinkan komunitasnya memaksimalkan potensi dari jaringan. SHIB merupakan aset kripto dari Shiba Inu, yang dikembangkan pada tahun 2020 menjadi fenomena yang luar biasa di komunitas kripto. Kedua, token LEASH yang memiliki pasokan maksimal di angka 107,646, merupakan token spesial diperuntukkan kepada pendukung loyal yang tentunya memiliki keuntungan dan manfaatnya tersendiri. BONE adalah aset kripto yang berfungsi sebagai token governance pada ekosistem Shiba Inu, di mana pengguna dapat memberikan voting terkait arah yang diambil oleh jaringan Shiba Inu ke depannya lewat Doggy DAO (Decentralized Autonomous Organization).
Terakhir, Shiba Inu juga memiliki non-fungible token-nya sendiri, Shiboshis yang hanya dapat dibeli di ShibaSwap, decentralized exchange (DEX) milik Shiba Inu.
Tim Pengembang
Shiba Inu dibuat pada Agustus 2020, oleh pengembang bernama samaran Ryoshi. Tidak banyak diketahui siapa nama yang sebenarnya dari figur tersebut. Walau demikian, banyak yang berspekulasi ada keterlibatan tim Ethereum dalam pengembangan Shiba Inu.