Investasi
Trade Kripto
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Apa itu Staking?
Blog
Bagikan!

Apa itu Staking?

06 February 2023
4 menit membaca
Apa itu Staking?

Staking adalah cara mendapatkan aset kripto sebagai imbalan (reward) karena investor menempatkan aset kripto yang dimiliki didalam jaringan blockchain untuk membantu mengamankan jaringan tersebut. Mirip seperti deposito pada layanan perbankan, namun aset kripto tersebut alih-alih dipegang oleh bank atau organisasi tertentu, tetap dipegang oleh investor sendiri, sehingga investor tetap memiliki kendali penuh terhadap aset tersebut, kecuali ia melakukan bad behavior yang biasanya membuat jaringan blockchain bisa menghancurkan aset kripto tersebut sebagai hukuman. Daftar aset kripto yang memiliki sistem staking untuk mengamankan dan menjalankan jaringan blockchainnya saat ini termasuk Ethereum (ETH), Solana (SOL), Eos (EOS), Tron (TRX), Avalanche (AVAX), Cardano (ADA), dan Dash (DASH) (Masternodes staking). Selain itu, aset kripto seperti LINK, AXS, UNI, SUSHI, dan APE juga memiliki fitur staking untuk mendukung layanan atau produk yang mereka ciptakan. Masing-masing aset kripto tersebut memberikan reward staking yang bervariasi, biasanya bergantung dari seberapa banyak jumlah token dan staker yang ada di jaringan tersebut. Sebagai contoh, apabila terdapat sedikit jumlah token yang distaking maka reward biasanya akan tinggi dan ketika sudah cukup banyak jumlah token yang distaking pada jaringan tersebut maka reward akan turun menjadi lebih sedikit.

Staking memiliki fungsi yang mirip dengan penambangan koin pada Bitcoin, karena itu adalah proses di mana peserta jaringan dipilih untuk menambahkan sekumpulan transaksi terbaru ke blockchain untuk kemudian mendapatkan koin sebagai hadiahnya. Alasan para staker mendapatkan reward atau hadiah adalah karena blockchain membuat aset kripto yang mereka stake tersebut bekerja. Dengan adanya aset kripto yang terintegrasi dalam mekanisme konsensus tertentu dapat memastikan bahwa semua transaksi diverifikasi dan diamankan secara terdesentralisasi. Apabila terdapat seseorang yang ingin menguasai jaringan, maka ia harus memiliki aset kripto sebesar seluruh total aset kripto yang distaking oleh semua staker yang berada pada jaringan tersebut. Dengan demikian semakin banyak pihak yang melakukan staking, semakin banyak nodes yang bisa diciptakan, semakin tinggi skala desentralisasi jaringan blockchain tersebut. 

Aset kripto biasanya didesain dengan sistem terdesentralisasi, yang berarti tidak ada otoritas pusat yang menjalankan operasional jaringan. Jadi bagaimana semua komputer dalam jaringan terdesentralisasi memverifikasi transaksi secara benar tanpa melibatkan pihak ketiga? Mereka menggunakan sistem yang disebut mekanisme konsensus. Staking yang berfungsi sebagai nodes jaringan ini berkontribusi langsung terhadap keamanan dan skala desentralisasi jaringan blockchain tersebut. Jenis mekanisme konsensus terpopuler yang dijalankan oleh sistem staking token ini adalah PoS (Proof of Stake) dan DPoS (Delegated Proof of Stake). 

Sistem staking untuk menjalankan nodes jaringan blockchain ini lebih cocok untuk menunjang blockchain dengan aplikasi yang lebih kompleks seperti Ethereum – yang memiliki berbagai macam aplikasi termasuk Defi (layanan keuangan terdesentralisasi), NFT, dan lain lain yang berjalan di atas blockchainnya. Sistem konsensus PoS dapat membuat waktu transaksi bisa lebih cepat dan biaya bisa lebih rendah.

Implementasi staking dan cara kerjanya bervariasi antara satu jaringan blockchain dengan jaringan lainnya, sesuai dengan desain dan kebutuhan serta detail sistem keamanan yang dimiliki. Namun biasanya secara umum dapat digambarkan seperti ini;

Jaringan blockchain memilih validator berdasarkan ukuran token yang distaking oleh para staker dalam jaringan (sebab itulah biasanya ada patokan jumlah token yang bisa distaking, misalnya untuk Ethereum adalah 32 ETH) dan lamanya waktu aset kripto tersebut sudah diletakkan dalam jaringan blockchain tersebut (oleh sebab itu biasanya ada estimasi waktu, reward didapatkan setiap berapa hari sekali). Jadi semakin banyak nodes yang dijalankan seseorang, semakin banyak reward yang bisa didapatkan. Sama halnya seperti menambang Bitcoin, semakin banyak mining rig yang dijalankan, semakin banyak pula reward yang miner bisa dapatkan. Setelah itu, nodes tersebut akan memverifikasi data transaksi melalui sistem pemrograman yang sudah ada dan transaksi dapat terjadi. Jika nodes tersebut memanipulasi kebenaran dari suatu transaksi yang diverifikasi, maka token yang distake tadi akan dihilangkan oleh jaringan sebagai konsekuensinya. Oleh sebab itu, staking token ini bisa menjadi mekanisme untuk memastikan jaringan blockchain tersebut memproses transaksi dengan benar dan valid.

Teknologi blockchain yang memiliki sifat terbuka dan terdesentralisasi, membuat staking pada umumnya dapat diakses oleh siapa saja yang ingin berpartisipasi tanpa perlu mendaftar dan KYC. Banyak pemilik aset kripto khususnya yang berinvestasi jangka panjang memandang staking sebagai cara membuat aset mereka dapat bekerja tanpa perlu banyak pemeliharaan dan biaya operasional yang tinggi seperti pada menambang Bitcoin. Terlebih saat ini banyak penyedia jasa hosting yang siap pakai, sehingga staker tidak perlu repot-repot mensetup server sendiri untuk menghubungkan aset kriptonya ke jaringan blockchain dan menjaga agar server tersebut tidak down. 

Glossary:

  • Mekanisme konsensus: Sebuah mekanisme untuk mencapai kesepakatan yang valid tanpa melibatkan diskusi atau saling berbagi informasi antara pihak yang terlibat untuk membuat kesepakatan. Mekanisme konsensus ini sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh data transaksi yang terverifikasi di suatu blockchain merupakan data yang benar dan valid. 
  • Mining Rig: Sebutan untuk alat atau mesin komputer yang digunakan untuk menambang (menjalankan jaringan dan memverifikasi transaksi) suatu aset kripto.
  • KYC (know your customer): Sebuah proses untuk memverifikasi dan memvalidasi identitas pengguna suatu layanan tertentu (biasanya yang berhubungan dengan finansial) guna memastikan profil pengguna tersebut memang diperbolehkan menurut peraturan hukum dan perundangan atau kebijakan tertentu untuk mengakses layanan tersebut. 
  • PoS (proof of stake): Salah satu mekanisme konsensus terpopuler yang menggunakan aset kripto sebagai jaminan -untuk seseorang dapat berpartisipasi menjalankan suatu jaringan blockchain- terhadap suatu bad behavior tertentu.
  • DPoS: Pengembangan dari mekanisme konsensus PoS terpopuler yang menempatkan satu atau dua delegasi tertentu yang dipilih secara acak tanpa bisa diprediksi, untuk memverifikasi suatu transaksi yang terjadi di jaringan blockchain.
  • Nodes: Pihak-pihak yang menjalankan sebuah piranti lunak tertentu dan memenuhi persyaratan tertentu untuk menjalankan suatu jaringan blockchain, memverifikasi transaksi, dan biasanya mendapat hadiah dari biaya transaksi jaringan dan block reward. 

Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash

Penuliscinthya cinthya
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku