Investasi
Trade Kripto
Futures
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Finansial
Blog
Teori
Tutorial
Crypto
Saham
Trading
Investasi
Kamus Kripto
Apa Itu Bearish Divergence dalam Trading?
Teori
Bagikan!

Apa Itu Bearish Divergence dalam Trading?

27 February 2025
3 menit membaca
Apa Itu Bearish Divergence dalam Trading?

Dalam dunia trading, memahami pola pergerakan harga sangat penting untuk mengambil keputusan yang tepat. Salah satu sinyal yang sering digunakan trader untuk menangkap peluang kenaikan harga adalah bullish divergence.

Bullish divergence terjadi ketika harga suatu aset membentuk lower low, tetapi indikator teknikal seperti RSI, MACD, atau Stochastic justru mencetak higher low. Ini menandakan bahwa tekanan jual mulai melemah, dan ada potensi pembalikan harga ke arah naik (bullish).

Bagaimana cara mengenalinya dengan tepat? Apa saja strategi yang bisa digunakan untuk memaksimalkan profit dari sinyal ini?

Apa Itu Bearish Divergence?

Dalam dunia trading, baik saham, forex, maupun aset kripto, analisis teknikal memegang peran penting dalam mengambil keputusan. Salah satu indikator yang sering digunakan trader untuk mengidentifikasi potensi pembalikan harga adalah bearish divergence.

Sinyal ini terjadi ketika harga suatu aset membentuk level tertinggi yang lebih tinggi (higher high), tetapi indikator teknikal seperti RSI (Relative Strength Index), MACD (Moving Average Convergence Divergence), atau Stochastic Oscillator justru menunjukkan level tertinggi yang lebih rendah (lower high).

Kondisi ini mengindikasikan bahwa momentum kenaikan harga melemah, sehingga ada kemungkinan besar tren akan berbalik ke arah turun (bearish). Trader sering menggunakan sinyal ini untuk mengambil keputusan jual atau menutup posisi beli sebelum harga benar-benar jatuh.

Cara Mengenali Bearish Divergence

Agar bisa mengenali pola ini dengan benar, kamu perlu memperhatikan dua komponen utama, yaitu:

  1. Pergerakan Harga

Harga membentuk puncak yang lebih tinggi (higher high) dalam tren naik.

  1. Pergerakan Indikator

Indikator seperti RSI, MACD, atau Stochastic justru menunjukkan puncak yang lebih rendah (lower high).

Ketika dua kondisi ini muncul, berarti ada perbedaan antara pergerakan harga dan indikator teknikal, yang mengisyaratkan kemungkinan pembalikan arah ke tren turun.

Jenis-Jenis Bearish Divergence

1. Regular Bearish Divergence

Jenis ini terjadi ketika harga membentuk higher high, tetapi indikator teknikal mencetak lower high. Ini menunjukkan bahwa meskipun harga naik, momentum pembelian mulai melemah.

2. Hidden Bearish Divergence

Jenis ini terjadi saat harga membentuk lower high, tetapi indikator teknikal justru membentuk higher high.

Indikator yang Digunakan untuk Bearish Divergence

Agar lebih akurat, berikut adalah tiga indikator teknikal yang paling sering digunakan:

1. RSI (Relative Strength Index)

RSI mengukur kekuatan momentum harga dalam skala 0-100. Jika harga naik tetapi RSI menurun, maka ini adalah tanda bearish divergence. Jika RSI berada di atas 70 dan mulai menunjukkan sinyal bearish ini, maka peluang koreksi turun semakin besar.

2. MACD (Moving Average Convergence Divergence)

MACD terdiri dari dua garis utama (MACD Line dan Signal Line) serta histogram. Jika harga terus naik tetapi histogram MACD melemah, ini bisa menjadi sinyal divergensi. Jika MACD mulai mengalami crossover (garis MACD turun melewati garis sinyal), ini bisa menjadi konfirmasi tambahan.

3. Stochastic Oscillator

Indikator ini menunjukkan apakah harga sudah masuk zona overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual). Jika harga naik tetapi stochastic turun, ini bisa menjadi sinyal bearish divergence. Jika Stochastic berada di atas 80 lalu membentuk sinyal ini, maka peluang harga turun semakin tinggi.

Strategi Menggunakan Bearish Divergence

1. Konfirmasi dengan Indikator Tambahan

Jangan hanya mengandalkan satu indikator. Gunakan kombinasi RSI, MACD, dan Stochastic untuk mendapatkan sinyal yang lebih akurat.

2. Gunakan Pola Candlestick sebagai Konfirmasi

Sinyal bearish ini akan lebih kuat jika didukung pola candlestick seperti Bearish Engulfing, Shooting Star, atau Evening Star.

3. Pasang Stop-Loss untuk Menghindari Risiko Besar

Jika kamu melakukan short selling berdasarkan bearish divergence, selalu pasang stop-loss di atas level tertinggi terbaru untuk membatasi risiko.

4. Manfaatkan Timeframe yang Lebih Besar

Sinyal bearish divergence lebih valid jika muncul di timeframe H4, Daily, atau Weekly dibandingkan timeframe kecil seperti M15 atau M30.

Sinyal bearish ini adalah salah satu sinyal penting dalam analisis teknikal yang bisa membantu trader mengenali potensi pembalikan harga ke arah turun. Dengan memperhatikan perbedaan antara pergerakan harga dan indikator teknikal seperti RSI, MACD, dan Stochastic, kamu bisa mengantisipasi kemungkinan penurunan harga lebih awal.

Namun, seperti strategi trading lainnya, penting untuk selalu mengonfirmasi sinyal dengan indikator tambahan dan manajemen risiko yang baik. Jika digunakan dengan benar, pola ini bisa menjadi alat yang sangat berguna dalam mengambil keputusan trading yang lebih cerdas. 

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang! 

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti Tesla, McDonalds, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

PenulisKania
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku