Kalau kamu mulai masuk ke dunia investasi, terutama di aset digital atau produk keuangan berbasis bunga, kamu pasti pernah melihat istilah APY. Meski sering muncul, banyak orang masih bingung sebenarnya apa itu APY, dan bagaimana cara kerjanya.
Dalam artikel ini, kita akan bahas secara tuntas dan mudah dimengerti tentang APY, termasuk cara menghitungnya, bedanya dengan APR, dan kenapa APY penting untuk diketahui sebelum memilih produk investasi.
APY adalah singkatan dari Annual Percentage Yield atau Imbal Hasil Persentase Tahunan. Secara sederhana, APY menunjukkan total persentase imbal hasil yang bisa kamu dapatkan dalam setahun dari sebuah produk investasi, dengan memperhitungkan efek bunga majemuk.
Berbeda dari bunga biasa, bunga majemuk berarti bunga yang kamu dapatkan juga akan menghasilkan bunga baru di periode selanjutnya. Nah, inilah yang membuat APY memberikan gambaran imbal hasil yang lebih akurat dibandingkan suku bunga flat tahunan. Contohnya, jika kamu menyimpan aset di platform dengan APY 10%, dan bunga dikompaun tiap bulan, maka hasil akhir dalam setahun akan lebih besar dari sekadar 10% dari modal awal.
Secara matematis, rumus APY adalah sebagai berikut:
APY=(1+rn)n×t−1
Keterangan:
Misalnya, kamu menyimpan dana dengan bunga 12% APR yang dikompaun bulanan, maka:
APY=(1+0.1212)12−1=12.68%
Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun APR-nya 12%, kamu sebenarnya bisa memperoleh imbal hasil lebih besar karena efek bunga majemuk.
Meskipun terdengar mirip, APY adalah istilah yang berbeda dengan APR (Annual Percentage Rate). Berikut perbedaannya:
Menghitung imbal hasil dengan bunga majemuk. Biasanya digunakan dalam konteks tabungan, staking, atau produk investasi.
Tidak menghitung bunga majemuk. Umumnya dipakai untuk pinjaman atau kredit, dan menunjukkan berapa biaya atau bunga yang harus dibayar dalam setahun.
Dengan kata lain, APY menggambarkan potensi keuntungan, sementara APR menjelaskan biaya atau beban bunga.
Berikut tips agar kamu lebih bijak memanfaatkan informasi APY:
Pastikan kamu tidak salah membandingkan dua produk dengan format bunga berbeda.
Semakin sering bunga dikompaun, semakin besar imbal hasil yang akan kamu terima.
APY tinggi biasanya punya risiko lebih besar. Selalu sesuaikan dengan profil risikomu.
Pastikan platform tempatmu menaruh aset memiliki keamanan tinggi dan terdaftar resmi, seperti Reku.
APY adalah salah satu istilah penting yang harus kamu pahami jika ingin mengoptimalkan keuntungan dari berbagai produk investasi. Dengan memahami perhitungan APY dan cara kerjanya, kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan terukur.
Selalu bandingkan APY antar produk, perhatikan frekuensi bunga majemuk, dan pastikan kamu paham risikonya. Dengan begitu, potensi return bisa lebih maksimal dan keuangan kamu bisa tumbuh secara sehat.
Circulating Supply adalah istilah yang digunakan dalam dunia kripto untuk menggambarkan jumlah total koin atau token dari suatu aset kripto yang saat ini beredar dan tersedia untuk diperdagangkan di pasar. Ini adalah metrik penting yang sering digunakan oleh investor dan analis untuk memahami seb
ERC-20 adalah standar teknis yang digunakan untuk membuat dan mengelola token di blockchain Ethereum. Standar ini mendefinisikan serangkaian aturan yang harus diikuti oleh semua token, memudahkan kompatibilitas dengan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan platform lain. Dengan ERC-20, pengembang
Do Your Own Research adalah ajakan bagi investor untuk selalu melakukan riset mandiri sebelum mengambil keputusan investasi. Hal ini berarti kamu tidak boleh hanya bergantung pada opini orang lain, rekomendasi dari media sosial, atau bahkan pendapat dari para ahli keuangan. DYOR menekankan pentin
Di dunia trading aset kripto, tidak semua keuntungan hanya bisa diraih saat harga naik. Ada juga strategi yang justru memberi peluang saat harga turun. Strategi itu dikenal sebagai Short Position. Buat kamu yang masih baru di dunia trading, istilah ini mungkin terdengar asing. Tapi sebenarnya, Sh
Margin trading adalah metode trading di mana investor meminjam dana dari platform atau broker untuk memperbesar daya beli aset yang ingin ditransaksikan.