Investasi
Trade Kripto
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

ERC-20
Bagikan!
Bagikan!

ERC-20 adalah standar teknis yang digunakan untuk membuat dan mengelola token di blockchain Ethereum. Standar ini mendefinisikan serangkaian aturan yang harus diikuti oleh semua token, memudahkan kompatibilitas dengan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan platform lain. Dengan ERC-20, pengembang dapat menciptakan token yang kompatibel tanpa harus membuat kontrak pintar baru dari nol.

ERC-20 sendiri adalah singkatan dari Ethereum Request for Comment, di mana angka 20 adalah nomor pengenal proposal tersebut. Standar ini memastikan bahwa setiap token di jaringan Ethereum memiliki fungsi dasar yang seragam, sehingga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.

 

Baca juga: Mengenal tentang ERC-20 dan 5 Wallet Terbaiknya!

 

Fungsi Utama ERC-20

ERC-20 menyediakan fungsi dasar yang memungkinkan token untuk beroperasi dengan mulus di ekosistem Ethereum. Beberapa fungsi utama dari standar ini antara lain:

  • Transfer Token: Memungkinkan pemindahan token antar alamat Ethereum.
  • Saldo Token: Mengatur bagaimana saldo token ditampilkan untuk setiap alamat pengguna.
  • Persetujuan Transfer: Mengizinkan pihak ketiga untuk mentransfer token atas nama pemilik.
  • Total Pasokan: Menentukan jumlah total token yang beredar.

 

Mengapa ERC-20 Penting?

ERC-20 sangat penting bagi ekosistem Ethereum karena menyederhanakan proses penciptaan token dan memastikan bahwa semua token mengikuti standar yang sama. Sebelum adanya standar ini, setiap pengembang harus merancang kontrak pintar khusus untuk setiap token, yang menyebabkan masalah kompatibilitas. Dengan ERC-20, token baru dapat dengan mudah dibuat, dikelola, dan diperdagangkan di platform yang sudah mendukung standar ini.

Selain itu, ERC-20 memungkinkan likuiditas yang tinggi di bursa kripto. Beberapa platform sudah mendukung standar ini, sehingga pengguna bisa dengan mudah memperdagangkan, menukar, atau menyimpan token ERC-20. Fleksibilitas ini menjadikan ERC-20 salah satu standar token paling populer di blockchain Ethereum.

 

Contoh Token ERC-20

Beberapa token paling populer di ekosistem kripto menggunakan standar ERC-20. Berikut beberapa contohnya:

  • USDT (Tether): Stablecoin yang dipatok pada dolar AS, digunakan secara luas untuk perdagangan kripto.
  • LINK (Chainlink): Token yang digunakan dalam jaringan oracle terdesentralisasi untuk menghubungkan kontrak pintar dengan data dunia nyata.
  • UNI (Uniswap): Token tata kelola dari Uniswap, protokol pertukaran terdesentralisasi terbesar di Ethereum.

Token-token ini mencakup berbagai aplikasi mulai dari keuangan terdesentralisasi (DeFi), hingga aplikasi berbasis data dan tata kelola jaringan.

 

Cara Kerja ERC-20

Token ERC-20 beroperasi melalui kontrak pintar di jaringan Ethereum. Ketika seseorang mengirimkan token ERC-20, mereka menginisiasi transaksi yang mengubah saldo pengirim dan penerima pada blockchain. Proses ini memerlukan biaya yang dibayar dalam ETH (Ethereum) sebagai “gas fee” untuk mengeksekusi transaksi di jaringan.

Ethereum, sebagai infrastruktur utama di balik token ERC-20, memastikan bahwa setiap operasi di blockchain terjadi dengan aman dan transparan, meskipun transaksi bisa memakan waktu lebih lama dan biaya lebih tinggi pada saat jaringan padat.

 

Keterbatasan ERC-20

Walaupun ERC-20 sangat populer, ada beberapa keterbatasan yang dihadapinya, yaitu:

  • Kesalahan Transfer: Jika pengguna secara tidak sengaja mengirim token ke kontrak pintar yang tidak mendukung ERC-20, token tersebut bisa hilang selamanya.
  • Biaya Gas: Saat jaringan Ethereum padat, biaya gas bisa sangat mahal, membuat transaksi kecil menjadi tidak praktis.
  • Kebutuhan ETH: Meskipun yang dikirim adalah token ERC-20, pengguna tetap harus memiliki ETH untuk membayar gas fee, yang sering kali membingungkan pengguna baru.

 

Masa Depan ERC-20

ERC-20 akan terus menjadi standar yang relevan dalam ekosistem Ethereum, meskipun terdapat beberapa tantangan, seperti biaya transaksi tinggi dan masalah skalabilitas. Transisi ke Ethereum 2.0 dengan mekanisme proof-of-stake diharapkan dapat membantu mengurangi masalah ini dengan meningkatkan kecepatan dan efisiensi jaringan.