Invest
Trade Crypto
Futures
Explore
Wallet
Learning Hub
Regulation & Security
Download Reku Apps
google-icon

Analysis

Publikasi (Deep Dives)
Analisa Kripto
Analisa Makro
Ringkasan Reku
Update Saham AS
Analisa Saham AS
Update Kripto
10 Tantangan Terberat Apple dalam Menjaga Dominasi Teknologi Saat Ini
Analisa Saham AS
Share!

10 Tantangan Terberat Apple dalam Menjaga Dominasi Teknologi Saat Ini

17 June 2025
4 min read
10 Tantangan Terberat Apple dalam Menjaga Dominasi Teknologi Saat Ini

Apple Inc. (AAPL), dengan kapitalisasi pasar yang pernah membuatnya menjadi perusahaan paling bernilai di dunia, kini menghadapi serangkaian tantangan besar yang belum pernah terjadi sejak era pasca-Steve Jobs. Sahamnya ditutup di level $198,42 pada 12 Juni 2025, naik 1,00%, namun masih tertinggal dibanding rival seperti Nvidia (NVDA) yang kini diperdagangkan di $144,69, naik 1,92%.

Permintaan iPhone — kontributor sekitar 50% dari total penjualan Apple — masih lesu, terutama di Tiongkok. Pada kuartal fiskal kedua, pendapatan dari Tiongkok turun lebih dari 2%, melampaui kekhawatiran Wall Street. Selain itu, Apple menghadapi tekanan dari sisi regulasi, perlambatan inovasi, dan tekanan geopolitik.

Berikut adalah 10 tantangan terbesar yang dihadapi Apple saat ini:

1. Ketertinggalan dalam AI

Apple terlambat masuk dalam tren AI generatif yang dipicu oleh peluncuran ChatGPT di 2022. Mereka baru memperkenalkan “Apple Intelligence” tahun lalu, namun masih penuh bug dan beberapa fitur utama seperti Siri versi AI belum diluncurkan. Dalam WWDC Juni 2025, Apple lebih fokus pada desain OS daripada inovasi AI besar. Saat ini, Apple menggandeng OpenAI dan berencana terbuka terhadap integrasi dengan platform AI lain seperti Google Gemini dan Perplexity.

2. Gagal Menemukan “Next Big Thing”

Apple membatalkan proyek mobil listrik pada Februari 2024, yang sebelumnya digadang-gadang bisa dijual seharga $100.000. Proyek-proyek lainnya yang dibatalkan termasuk display smartwatch internal, Apple Watch dengan kamera, serta smart glasses tethered ke Mac. Meski begitu, Apple masih mengembangkan hub rumah yang ditempel di dinding dan robot meja dengan layar. Smart glasses yang bersaing dengan Meta dan Amazon direncanakan rilis akhir 2026. Kekhawatiran bahwa Apple bermain terlalu aman kini semakin besar.

3. Lambat dalam Pasar Headset

Apple memasuki kategori produk baru pada 2024 dengan Vision Pro, headset mixed-reality seharga $3.500+. Meski menjadi prestasi teknik, Vision Pro dianggap terlalu berat, mahal, dan tidak memiliki banyak konten eksklusif. Apple sedang mengembangkan versi lebih ringan dan murah, serta model bisnis yang dapat terhubung ke komputer.

4. Ancaman pada Pendapatan dari Google Search

Apple diperkirakan mendapat $20 miliar per tahun dari kerja sama dengan Google untuk menjadikan mesin pencari mereka sebagai default di Safari. Namun gugatan antitrust dari pemerintah AS berpotensi membatalkan kesepakatan ini. Apple mulai menjajaki alternatif melalui integrasi dengan penyedia AI lain.

5. Perubahan Model Bisnis App Store

Keputusan pengadilan di California pada April 2025 memungkinkan developer mengarahkan pengguna ke pembayaran web langsung, berpotensi memangkas pendapatan Apple dari langganan dan pembelian dalam aplikasi. Perubahan ini bisa berdampak global dan memaksa Apple mengubah struktur komisinya agar tetap kompetitif.

6. Regulasi Global dan Pengawasan Pemerintah

Departemen Kehakiman AS dan 16 jaksa agung negara bagian menggugat Apple pada Maret 2024 karena dianggap membatasi kompetisi di lima area: super apps, cloud gaming, pesan instan, smartwatch, dan dompet digital. Di Eropa, Digital Markets Act (2024) memaksa Apple membuka App Store, memperbolehkan pengguna mengunduh aplikasi dari luar, memilih sistem pembayaran alternatif, dan mengganti browser default dengan lebih mudah.

7. Ancaman Tarif dan Perpindahan Produksi

Pemerintahan Trump pada April 2025 mengumumkan tarif impor hingga 145% untuk produk dari Tiongkok. Meski Apple telah mempercepat relokasi ke India, Trump mendesak agar produksi iPhone dipindah ke AS. Di internal Apple, produksi domestik dianggap sangat mahal. Jika tarif baru diberlakukan, harga iPhone dan perangkat Apple lainnya kemungkinan akan naik.

8. Suksesi CEO

Tim Cook, CEO sejak 2011, akan berusia 65 tahun tahun ini. Banyak petinggi Apple lainnya juga mendekati usia pensiun. Kandidat pengganti terkuat adalah John Ternus, kepala divisi perangkat keras dan anggota termuda tim eksekutif. Cook diperkirakan akan menjabat sebagai executive chairman setelah pensiun.

9. Penurunan Penjualan di Tiongkok

Pendapatan dari Tiongkok, yang sebelumnya menjadi kontributor besar, turun lebih dari 2% pada kuartal fiskal kedua 2025. Di saat merek lokal seperti Vivo berkembang, pemerintah Tiongkok juga membatasi penggunaan teknologi asing di tempat kerja. Ketegangan AS-Tiongkok membuat ketergantungan Apple terhadap negara tersebut makin berisiko.

10. Lesunya Pasar Smartphone

iPhone 16 yang diluncurkan September 2024 dengan fitur AI tidak mendorong lonjakan penjualan. Pendapatan smartphone Apple justru turun 1% di kuartal Desember, yang merupakan periode penjualan terpenting. Apple mencoba mendorong penjualan dengan iPhone 16e seharga $599, naik dari $429 untuk iPhone SE sebelumnya. Namun, harga tersebut jauh di atas kompetitor di segmen entry-level. Apple berencana merilis iPhone lipat pada 2026 dan model edisi ulang tahun ke-20 pada 2027 dengan desain kaca yang futuristik.

Reku Takeaway

Apple kini berada di persimpangan jalan penting. Dengan tekanan dari sisi inovasi, regulasi, geopolitik, dan dinamika pasar global, perusahaan ini harus bergerak cepat dan strategis. Meski tetap memiliki kekuatan finansial besar dan ekosistem pengguna loyal, Apple menghadapi risiko kehilangan posisi dominannya — terutama di tengah kebangkitan pesaing seperti Nvidia dan Microsoft.

 

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang! 

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

Stephanus Renaldi
AuthorStephanus Renaldi
Share!
Analysis
Find out the latest Crypto analysis info
Blog
Learn more about crypto
FAQ
Find out the latest Crypto and Stock news
Market
Start exploring and investing in Crypto assets and US Stocks on Reku