Memasuki pekan terakhir di bulan Desember 2025, mata seluruh pelaku pasar kripto tertuju pada satu angka: 6,24%. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan jarak yang harus ditempuh Bitcoin (BTC) untuk membalikkan performa tahunannya dari zona merah ke zona hijau.

Meskipun sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di angka $126.000 pada Oktober lalu, perjalanan Bitcoin di penghujung tahun justru penuh tantangan. Saat ini, harga BTC tertahan di kisaran $87.000 hingga $89.000, memaksa para investor untuk berharap pada keajaiban “Santa Rally”.

 

Mengapa Angka $90.000 Begitu Krusial?

Bagi para analis teknikal, level $90.000 kini menjadi tembok psikologis sekaligus teknikal yang sangat tebal. Berikut adalah dinamika pasar yang terjadi saat ini:

• Sentimen Pasar: Indeks Fear & Greed menunjukkan angka 27 (Ketakutan), yang mencerminkan sikap hati-hati para investor (risk-off).
• Arus Keluar ETF: Setelah setahun penuh euforia, produk Spot Bitcoin ETF di AS mulai mencatat net outflows. Pada 23 Desember saja, tercatat penarikan dana sebesar $284 juta.
• Likuiditas Tipis: Libur akhir tahun membuat volume perdagangan menurun. Dalam kondisi likuiditas rendah, pergerakan harga sekecil apa pun bisa memicu volatilitas yang besar.

 

Faktor Penentu di Detik-Detik Terakhir

Untuk mencapai kenaikan 6,24% yang dibutuhkan, Bitcoin harus menghadapi beberapa katalisator ekonomi penting di sisa bulan Desember ini:

Peristiwa Ekonomi	Dampak Potensial
Data Inflasi (CPI)	Jika inflasi melandai, harapan pemangkasan suku bunga akan menguatkan aset berisiko.
Keputusan The Fed	Kebijakan moneter AS tetap menjadi kemudi utama bagi likuiditas pasar kripto.
Opsi Kedaluwarsa (Options Expiry)	Penutupan kontrak opsi akhir tahun dalam jumlah besar seringkali memicu pergerakan harga yang tajam.

 

Pandangan Analis: Bullish atau Bearish?

Beberapa pakar, termasuk Michael Saylor, tetap optimis bahwa struktur pasar saat ini jauh lebih matang dibandingkan siklus sebelumnya. Adopsi institusional yang masif sepanjang 2025 dianggap sebagai fondasi kuat, meskipun terjadi koreksi tajam sebesar 30% dari level tertinggi Oktober.

Namun, analis lain memperingatkan bahwa jika Bitcoin gagal merebut kembali level $90.000 sebelum malam tahun baru, ada risiko harga akan menguji kembali zona support di kisaran $84.000 – $85.000.

“Bitcoin sedang berada dalam tarik-ulur antara tekanan jual akibat likuidasi akhir tahun dan akumulasi strategis oleh para pemegang jangka panjang (Long-Term Holders).”

 

Kesimpulan

Performa Bitcoin di tahun 2025 akan sangat bergantung pada kemampuannya melakukan rebound sebesar 6,24%. Jika berhasil, ini akan memberikan dorongan moral yang besar bagi pasar kripto untuk mengawali tahun 2026 dengan optimisme baru. Sebaliknya, penutupan di zona merah mungkin akan memperpanjang fase konsolidasi di awal tahun depan.

 

Cek Harga BTC Hari Ini!

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.