Investing
Market
Learning Hub
Security
Fees
Other
Download Reku Apps
google-icon

Analysis

Analisa Saham AS
Update Kripto
Publikasi (Deep Dives)
Analisa Kripto
Analisa Makro
Ringkasan Reku
Update Saham AS
Kenapa Harga Silver Naik Lebih Kencang dari Emas? Bagaimana Prospeknya ke Depan?
Analisa Saham AS
Share!

Kenapa Harga Silver Naik Lebih Kencang dari Emas? Bagaimana Prospeknya ke Depan?

23 December 2025
5 min read
Kenapa Harga Silver Naik Lebih Kencang dari Emas? Bagaimana Prospeknya ke Depan?

Harga komoditas logam mulia melonjak tajam sepanjang 2025. Namun di tengah reli besar emas, justru silver (perak) tampil sebagai bintang utama. Di pasar London, harga silver sudah melonjak sekitar 100% year-to-date, jauh melampaui kenaikan emas yang “hanya” sekitar 60% hingga awal Desember 2025.

Per 3 Desember 2025, silver futures (SI) tercatat di kisaran 69,85 (+1,73%), sementara emas berada di level 4.519,20 (+1,11%). Data ini menegaskan satu hal penting: silver bukan sekadar ikut reli emas, tetapi mengunggulinya secara signifikan.

Lalu, kenapa silver bisa mengalahkan emas? Dan apakah reli ini masih berkelanjutan?

 

Safe Haven + Industrial Metal: Keunggulan Unik Silver

Reli besar emas tahun ini dipicu oleh faktor klasik: ketidakpastian global. Kebijakan ekonomi AS yang tidak konvensional di bawah pemerintahan Trump, kekhawatiran tarif, inflasi, serta pelemahan mata uang mendorong investor dan bank sentral memburu aset lindung nilai.

Namun silver memiliki kelebihan struktural dibanding emas.

Jika emas murni berfungsi sebagai store of value, silver memiliki dua mesin permintaan sekaligus:

  1. Safe haven & aset lindung nilai, seperti emas
  2. Logam industri strategis, yang digunakan luas di ekonomi riil

Silver adalah konduktor listrik terbaik, digunakan pada:

  • Circuit board dan switches
  • Kendaraan listrik (EV) dan baterai
  • Solar panel (silver paste adalah komponen krusial)
  • Pelapis alat medis

Artinya, ketika ekonomi global tetap bergerak dan transisi energi berlanjut, permintaan silver tetap kuat, bahkan ketika sentimen risk-off muncul.

 

Supply Ketat: Masalah Fundamental yang Tidak Dimiliki Emas

Salah satu pendorong utama lonjakan harga silver adalah krisis pasokan.

  • Inventori silver global mendekati level terendah dalam sejarah
  • Permintaan global melampaui produksi tambang selama 5 tahun berturut-turut
  • Produksi tambang tertekan oleh:
    • Penurunan kualitas bijih
    • Minimnya proyek baru
    • Hambatan regulasi dan lingkungan di Mexico, Peru, dan China (tiga produsen terbesar dunia)

Berbeda dengan emas, tidak ada “lender of last resort” untuk silver.
Pasar emas London ditopang sekitar $700 miliar cadangan emas bank sentral di Bank of England yang bisa dipinjamkan saat krisis likuiditas. Silver tidak memiliki bantalan serupa.

Sebagai perbandingan:

  • Total nilai silver yang tersimpan di London: < $50 miliar
  • Total nilai emas di London: ~ $1,2 triliun

Pasar silver jauh lebih tipis, kurang likuid, dan lebih mudah mengalami squeeze.

 

Gold-Silver Ratio: Dari Terlalu Mahal ke Mean Reversion

Di awal 2025, gold-silver ratio sempat menembus >100x, level yang secara historis dianggap ekstrem. Artinya, satu ounce emas bisa membeli lebih dari 100 ounce silver.

Kondisi ini memicu narasi bahwa silver terlalu murah relatif terhadap emas. Ketika emas lebih dulu reli, investor mulai beralih ke silver untuk:

  • Mencari catch-up trade
  • Memanfaatkan volatilitas yang lebih tinggi

Hasilnya terlihat jelas: rasio emas-perak mulai turun, menandakan silver mengungguli emas dalam fase reli lanjutan.

 

Silver Squeeze 2025: Kombinasi Tarif, ETF, dan Musiman

Lonjakan silver tahun ini juga dipercepat oleh silver squeeze.

Pemicu awalnya adalah spekulasi tarif AS terhadap silver, yang mendorong trader memindahkan logam ke gudang Comex New York untuk memanfaatkan harga premium. Akibatnya:

  • Stok silver di London menyusut drastis
  • Lebih dari 100 juta ounce silver mengalir ke ETF berbasis fisik
  • Permintaan melonjak saat musim festival India (Oktober)

Pasar pun macet. Biaya meminjam silver melonjak ke rekor tertinggi, dan harga London sempat lebih mahal dibanding benchmark global lainnya.

Situasi makin sensitif setelah silver masuk daftar critical minerals versi US Geological Survey pada November, membuka risiko kebijakan lanjutan dari AS.

 

Investor Ritel & ETF: Aksesibilitas Jadi Katalis

Harga silver yang jauh lebih murah per ounce dibanding emas membuatnya:

  • Lebih mudah diakses investor ritel
  • Lebih atraktif untuk spekulasi jangka menengah
  • Lebih responsif terhadap arus ETF

Tak heran, silver-backed ETFs kembali mencatatkan inflow besar setelah sempat ditinggalkan sebelumnya.

Dalam konteks peluang investasi, reli silver yang mengungguli emas dapat diakses secara praktis melalui iShares Silver Trust (SLV), ETF yang merepresentasikan kepemilikan silver fisik dan bergerak dekat dengan harga spot. Dengan kondisi pasokan yang ketat, inventori rendah, serta volatilitas yang tinggi, SLV berfungsi sebagai instrumen untuk menangkap momentum outperformance silver dibanding emas. Namun, karakter pasar silver yang tipis membuat eksposur ini lebih cocok diposisikan sebagai strategi taktis, bukan sekadar aset defensif jangka panjang.

Sementara itu, eksposur emas dapat dilakukan melalui pendekatan yang berbeda, seperti VanEck Gold Miners ETF (GDX) yang memberikan leverage ke kenaikan harga emas melalui kinerja perusahaan tambang, serta emas tokenized seperti PAX Gold (PAXG) dan Tether Gold (XAUT) yang merepresentasikan kepemilikan emas fisik 1:1 dalam format digital. Kombinasi instrumen ini mencerminkan dinamika pasar saat ini: emas berperan sebagai penstabil nilai dan lindung risiko moneter, sementara silver menjadi akselerator return di tengah ketidakpastian global dan transisi energi.

 

Prospek Silver ke Depan: Masih Menarik, Tapi Lebih Volatil

Ke depan, prospek silver tetap konstruktif, dengan beberapa katalis utama:

Faktor Pendukung

  • Defisit pasokan struktural berlanjut
  • Permintaan industri dari EV & energi surya terus meningkat
  • Ketidakpastian fiskal global (AS, Prancis, Jepang) mendorong debasement trade
  • Potensi kebijakan strategis AS terhadap critical minerals

Risiko yang Perlu Diwaspadai

  • Volatilitas tinggi akibat pasar yang tipis
  • Substitusi material jika harga terlalu mahal bagi industri
  • Koreksi tajam jika sentimen risk-off berubah ekstrem

Secara historis, silver memang bergerak lebih liar daripada emas — baik saat naik maupun saat turun.

 

Reku Takeaway

Kenaikan silver yang mengalahkan emas bukanlah anomali, melainkan hasil kombinasi fundamental supply-demand, struktur pasar yang rapuh, dan positioning investor.

Jika emas adalah aset lindung nilai moneter, maka silver adalah aset lindung nilai + mesin pertumbuhan industri. Selama ketidakpastian global berlanjut dan transisi energi terus berjalan, silver berpotensi tetap outperform emas — dengan catatan volatilitas yang jauh lebih tinggi.

Bagi investor, silver kini bukan lagi sekadar pelengkap emas, tetapi aset strategis yang pantas mendapat porsi tersendiri dalam portofolio komoditas.

 

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang! 

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

Stephanus Renaldi
AuthorStephanus Renaldi
Share!
Related Articles
    Saham Uber (UBER) Berpotensi Rebound +15–25% dari Area Support
  1. Saham Uber (UBER) Berpotensi Rebound +15–25% dari Area Support
  2. 22 December 2025
    1 min read
    Analisa Saham AS
    Pasar Saham AS Melemah Sepekan, Investor Waspadai Data Ekonomi dan Arah Kebijakan The Fed
  3. Pasar Saham AS Melemah Sepekan, Investor Waspadai Data Ekonomi dan Arah Kebijakan The Fed
  4. 19 December 2025
    1 min read
    Analisa Saham AS
Analysis
In-depth market analysis
Blog
Learn more about crypto
FAQ
Find out the latest Crypto and Stock news
Market
Start exploring and investing in Crypto assets and US Stocks on Reku