Invest
Trade Crypto
Futures
Explore
Wallet
Learning Hub
Regulation & Security
Download Reku Apps
google-icon

Analysis

Publikasi (Deep Dives)
Analisa Kripto
Analisa Makro
Ringkasan Reku
Update Saham AS
Analisa Saham AS
Update Kripto
Pasar Saham AS Anjlok! Ketegangan Geopolitik Berlanjut
Analisa Saham AS
Share!

Pasar Saham AS Anjlok! Ketegangan Geopolitik Berlanjut

16 October 2025
4 min read
Pasar Saham AS Anjlok! Ketegangan Geopolitik Berlanjut

Pasar saham Amerika Serikat memasuki pertengahan Oktober dengan suasana hati yang mixed. Di satu sisi, musim laporan keuangan (earnings season) menunjukkan hasil kuat dari perbankan dan sejumlah emiten teknologi besar. Namun di sisi lain, bayangan shutdown pemerintahan AS yang memasuki minggu ketiga, tarif perdagangan baru dari Presiden Trump, dan ketegangan ekonomi dengan China terus membayangi sentimen investor.

Hasilnya: Wall Street bergerak datar. Dow Jones naik tipis 0,2%, S&P 500 menambahkan 0,1%, dan Nasdaq 100 menguat 0,2% pada perdagangan berjangka Rabu malam. Investor tampak menunggu arah berikutnya—apakah pasar akan melanjutkan reli sejak Juli, ataukah momentum mulai kehilangan pijakan.


💼 Laporan Keuangan Mulai Panas: Bank & Logistik Jadi Sorotan

Awal musim laporan keuangan kuartal ketiga disambut hasil yang lebih baik dari perkiraan oleh sejumlah emiten besar. Saham J.B. Hunt Transport Services (JBHT) melonjak lebih dari 11% setelah mengalahkan ekspektasi pendapatan dan laba, menunjukkan permintaan logistik tetap kuat meskipun ekonomi melambat.

Sementara itu, Salesforce (CRM) juga mencuri perhatian setelah memberikan panduan pertumbuhan jangka panjang yang optimistis di konferensi tahunan Dreamforce. Perusahaan memperkirakan pendapatan lebih dari $60 miliar pada 2030, di atas estimasi konsensus $58,3 miliar, dan menargetkan pertumbuhan organik >10% per tahun mulai 2026. Sahamnya pun naik 4% setelah jam perdagangan.

Namun tidak semua kabar menggembirakan. United Airlines (UAL) justru turun sekitar 2%, karena pendapatan kuartal ketiga di bawah ekspektasi meski laba per saham tetap solid. Maskapai tersebut memperkirakan laba kuartal keempat antara $3 hingga $3,50 per saham, tetapi investor tampaknya lebih khawatir terhadap perlambatan permintaan domestik akibat tarif baru dan pelemahan keyakinan konsumen.

Secara keseluruhan, pasar saham menutup Rabu dengan nada positif namun hati-hati:

  • S&P 500 naik 0.4%,

  • Nasdaq Composite menguat 0.7%,

  • Dow Jones Industrial Average sedikit turun,

  • Sementara Russell 2000 (small caps) justru mencetak new high, sinyal bahwa rotasi ke saham-saham kecil mulai terjadi.


⚠️ Dua Awan Besar: Perang Dagang & Shutdown Pemerintahan

Meski hasil keuangan membantu mengangkat pasar, investor kini dihadapkan pada dua risiko utama: geopolitik dan fiskal.

Pertama, konflik perdagangan AS–China kembali memanas. Presiden Donald Trump mengancam larangan impor minyak goreng dari China, setelah Beijing mengurangi pembelian kedelai AS sebagai respons atas tarif 100% yang diberlakukan lebih awal tahun ini. Tak berhenti di situ, pemerintahan Trump juga berencana menetapkan harga dasar (price floors) di berbagai sektor untuk “menghadang manipulasi pasar” oleh China, menurut Menteri Keuangan Scott Bessent.

Langkah saling balas ini membuat investor kembali cemas akan inflasi barang konsumsi dan potensi melambatnya perdagangan global. Tak heran, indeks volatilitas CBOE (VIX), sering disebut “pengukur ketakutan Wall Street”, naik ke level 20,6, level tertinggi dalam tiga minggu.

Kedua, shutdown pemerintahan AS yang kini memasuki minggu ketiga semakin memperburuk situasi. Banyak rilis data ekonomi penting seperti laporan inflasi, pengangguran, dan penjualan ritel tertunda tanpa batas waktu. Bagi investor, ketiadaan data ini berarti kehilangan panduan utama dalam membaca arah ekonomi dan kebijakan suku bunga The Fed.


📊 Struktur Pasar Retak: Reli Didominasi Segelintir Saham

Di balik kenaikan indeks utama sejak musim panas, para analis memperingatkan bahwa pasar semakin sempit (narrowing breadth) — artinya, hanya sedikit saham yang benar-benar mendorong kenaikan.

Menurut Adam Turnquist, Chief Technical Strategist di LPL Financial, lima raksasa teknologi — Nvidia, Alphabet, Apple, Broadcom, dan Tesla — menyumbang hampir 60% dari total return S&P 500 antara Juli dan pertengahan Oktober.

“Model tren kami masih menunjukkan lebih banyak saham S&P 500 yang berada di uptrend dibandingkan downtrend, tetapi jaraknya semakin kecil,” tulis Turnquist. “Celakanya, ketika partisipasi pasar menyempit, risiko konsentrasi meningkat — satu koreksi besar dari saham-saham utama bisa mengguncang seluruh indeks.”

Dengan kata lain, reli saat ini bisa tampak kokoh di permukaan, tetapi fondasinya rapuh jika tidak disertai partisipasi yang lebih luas dari sektor non-teknologi.


🏦 Imbal Hasil Obligasi AS Stabil, Tapi Risiko Tetap Ada

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS (Treasury yield) sedikit menurun minggu ini, seiring kekhawatiran akan konflik dagang yang meningkat. Yield obligasi 10 tahun turun dari 4,15% menjadi sekitar 4,03%.

Namun analis di Capital Economics memperingatkan bahwa penurunan ini tidak akan berlangsung lama. Jonas Goltermann, Deputi Kepala Ekonom Pasar, menilai bahwa yield kemungkinan tidak akan turun jauh dari level saat ini, karena pasar uang sudah memperhitungkan pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed.

“Kami memperkirakan yield akan kembali naik tahun depan, kecuali eskalasi perang dagang benar-benar memburuk,” tulis Goltermann.


🧭 Kesimpulan: Pasar di Persimpangan — Antara Optimisme Laba dan Risiko Eksternal

Minggu ini, pasar AS berada dalam keseimbangan yang rapuh. Dari sisi positif, laporan keuangan kuat dari bank, logistik, dan teknologi menunjukkan bahwa fundamental korporasi masih sehat. Namun di sisi lain, risiko eksternal seperti ketegangan dagang, ketidakpastian fiskal, dan konsentrasi reli di segelintir saham besar mengingatkan bahwa euforia bisa cepat berbalik arah.

Bagi investor, ini saatnya untuk tidak terbawa emosi oleh kenaikan jangka pendek, dan lebih fokus pada diversifikasi portofolio serta manajemen risiko.

.

.

.

.

.

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

 

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

Mike
AuthorMike
Share!
Related Articles
    Trading Plan $PYPL: Potensi Upside +25% dari Zona Buy $67–$70!
  1. Trading Plan $PYPL: Potensi Upside +25% dari Zona Buy $67–$70!
  2. 13 October 2025
    1 min read
    Analisa Saham AS
    Pasar Saham AS Masih Bullish, Namun Tanda-Tanda Hati-Hati Mulai Muncul
  3. Pasar Saham AS Masih Bullish, Namun Tanda-Tanda Hati-Hati Mulai Muncul
  4. 10 October 2025
    1 min read
    Analisa Saham AS
Analysis
Find out the latest Crypto analysis info
Blog
Learn more about crypto
FAQ
Find out the latest Crypto and Stock news
Market
Start exploring and investing in Crypto assets and US Stocks on Reku