The Fed Tahan Suku Bunga, Investor Masih Khawatir dengan Tarif Trump

Key Takeaways:
- Saham Pilihan: Pasar saham Amerika Serikat mencatatkan kinerja yang beragam sepanjang pekan.
- Update Saham: Netflix klaim investasinya di India hasilkan dampak ekonomi $2 miliar sepanjang 2021–2023.
- Berita Sepekan: Coinbase bukukan pendapatan $2 miliar di Q1 2025, naik 24% YoY namun turun 10% dari kuartal sebelumnya dan di bawah ekspektasi analis $2,105 miliar.
Pasar saham Amerika Serikat mencatatkan kinerja yang beragam sepanjang pekan yang berakhir pada Kamis, 8 Mei 2025. Meskipun ada penguatan di akhir pekan, kekhawatiran terhadap kebijakan suku bunga dan tensi perdagangan global tetap membayangi sentimen investor.
Tiga indeks utama Wall Street bergerak bervariasi:
- S&P 500: turun 0,4%
- Nasdaq Composite: naik 0,45%
- Dow Jones Industrial Average (DJIA): naik 0,12%
Sementara itu, indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000, juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,3%. Meskipun perdagangan pada Kamis menunjukkan penguatan (S&P 500 naik 0,6%, Nasdaq 1,1%, dan DJIA 0,6%), secara mingguan hanya Nasdaq dan DJIA yang berhasil menguat tipis.
The Fed Tahan Suku Bunga, Waspadai Inflasi dan Pertumbuhan Lemah
Federal Reserve kembali menahan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,50%, seperti yang telah diperkirakan pasar. Namun, komentar dari Gubernur The Fed, Jerome Powell, memberikan nuansa kehati-hatian.
Powell menyoroti bahwa meskipun inflasi telah melandai dibandingkan tahun lalu, risiko inflasi masih tetap tinggi. Di saat yang sama, angka pengangguran mulai naik dan pertumbuhan ekonomi AS di kuartal pertama 2025 melambat, terutama akibat penurunan ekspor. Hal ini mencerminkan adanya tekanan ganda dari sisi permintaan dan perdagangan global.
Ketegangan Perdagangan Kembali Menguat
Ketegangan perdagangan kembali mencuat setelah Presiden Donald Trump menyatakan rencana menerapkan tarif 100% terhadap beberapa produk asing, termasuk film dan barang teknologi, sebagai langkah proteksionis.
Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa negara mitra dagang, terutama Tiongkok, akan merespons dengan kebijakan tarif balasan. Pasar mencermati dampak jangka menengah dari kebijakan ini, mengingat AS masih sangat bergantung pada rantai pasok global untuk berbagai sektor, termasuk teknologi dan otomotif.
Sektor dan Prospek Pasar
Di tengah kekhawatiran tersebut, saham-saham teknologi dan sektor konsumen masih menunjukkan performa positif, sementara saham di sektor komunikasi dan material mendapat tekanan. Investor mulai memposisikan ulang portofolio mereka, mengantisipasi kemungkinan perlambatan ekonomi dan ketegangan dagang berkepanjangan.
Meskipun demikian, ada secercah optimisme setelah Amerika Serikat dan Inggris mencapai kesepakatan perdagangan baru yang bertujuan untuk menurunkan tarif dan membuka akses pasar.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pasar saham AS bergerak hati-hati dalam sepekan terakhir. Kombinasi dari:
- keputusan The Fed yang tetap hawkish,
- kekhawatiran atas lemahnya pertumbuhan ekonomi,
- serta memanasnya wacana proteksionisme perdagangan,
membuat investor tetap waspada terhadap risiko-risiko yang ada ke depan. Di sisi lain, penguatan saham teknologi dan harapan dari perjanjian dagang menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk optimisme di tengah ketidakpastian.
Investasi Saham AS Sekarang!
Berita Saham dalam Sepekan Terakhir
- 🌍 Neutral – General Motors (GM) memang melampaui ekspektasi analis untuk kinerja kuartal pertama, tetapi pada Kamis (1 Mei), perusahaan menurunkan proyeksi keuangan 2025, menyusul dampak tarif otomotif baru yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.
Cek Harga GM Hari Ini!
- 🐲 Bullish – Netflix Inc. mengungkapkan bahwa investasinya dalam produksi konten di India telah menciptakan dampak ekonomi sebesar $2 miliar dari tahun 2021 hingga 2023. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Co-CEO Ted Sarandos dalam sebuah konferensi media yang diselenggarakan oleh pemerintah India di Mumbai.
Cek Harga NFLX Hari Ini!
- 🌍 Bullish – Coinbase Global Inc. mencatat pendapatan sebesar $2 miliar pada kuartal pertama 2025, naik sekitar 24% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, pendapatan ini masih 10% lebih rendah dibandingkan kuartal keempat 2024 dan sedikit meleset dari proyeksi analis sebesar $2,105 miliar.
Cek Harga COIN Hari Ini!
- 🌍 Bullish – Restaurant Brands International (RBI), induk dari Popeyes, Burger King, dan Tim Hortons, melaporkan kinerja kuartal pertama yang meleset dari ekspektasi analis. Baik pendapatan maupun laba per saham (earnings per share/EPS) tercatat di bawah proyeksi Wall Street.
Cek Harga RBI Hari Ini!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.