Wall Street Melemah, Akibat Naiknya Yield US Treasury?
Key Takeaways:
- Saham Pilihan: Pada pekan ini, Wall Street mencatat penurunan akibat kenaikan yield US Treasury yang terus menekan saham-saham berkapitalisasi besar.
- Update Saham: Saham Tesla naik sebesar 22%, menjadikannya hari terbaik bagi Tesla di pasar saham sejak tahun 2013.
Pada pekan ini, Wall Street mencatat penurunan akibat kenaikan yield US Treasury yang terus menekan saham-saham berkapitalisasi besar. Indeks S&P 500 turun sebesar 0,93% sepanjang pekan, didorong oleh ketidakpastian terkait pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) serta berita negatif dari beberapa perusahaan besar seperti McDonald’s dan Coca-Cola.
Kenaikan Yield US Treasury Memicu Kekhawatiran Pasar
Yield obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun naik lagi pada hari Rabu, mencapai level tertinggi sejak 26 Juli sebesar 4,26%. Kenaikan ini terjadi setelah lonjakan 12 basis poin pada hari Senin dan kenaikan di atas 4,2% pada hari Selasa. Yield yang lebih tinggi ini memberikan tekanan pada ekuitas, karena para pelaku pasar khawatir tentang potensi kenaikan lebih lanjut dalam biaya pinjaman.
Selain itu, yield obligasi Treasury AS bertenor 2 tahun juga mengalami kenaikan, menyentuh 4,072%, level tertinggi sejak 10 Oktober. Kenaikan yield ini memicu kekhawatiran bahwa The Fed mungkin kurang terdorong untuk segera memangkas suku bunga, meskipun sebelumnya diprediksi akan ada pemotongan sebesar setengah poin pada akhir tahun ini.
Mengapa Kenaikan Yield US Treasury Berdampak Buruk bagi Saham?
- Biaya Pinjaman yang Lebih Tinggi
Ketika yield US Treasury naik, ini biasanya diikuti oleh peningkatan suku bunga kredit di pasar. Perusahaan yang memiliki utang besar atau bergantung pada pendanaan eksternal akan menghadapi biaya pinjaman yang lebih mahal. Hal ini dapat menekan laba bersih perusahaan, sehingga membuat prospek pertumbuhan saham mereka menjadi kurang menarik di mata investor. - Pesaing yang Lebih Menarik untuk Investasi
Yield US Treasury yang lebih tinggi membuat obligasi menjadi lebih menarik bagi investor sebagai alternatif yang lebih aman daripada saham. Dengan imbal hasil yang lebih tinggi, investor cenderung berpindah dari saham ke obligasi, yang menurunkan permintaan terhadap saham dan menyebabkan harga saham turun. - Penilaian Saham Menjadi Lebih Mahal
Yield US Treasury sering digunakan sebagai acuan dalam model penilaian saham. Ketika yield meningkat, hal ini mengurangi nilai saat ini dari arus kas masa depan yang diharapkan dari saham, membuat saham terlihat lebih mahal. Ini dapat mengakibatkan penurunan harga saham karena investor menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap return yang lebih rendah.
Komentar The Fed dan Data Ekonomi yang Kuat
Pidato dari beberapa pejabat The Fed selama pekan ini turut memperkuat ketidakpastian pasar. Di antaranya adalah Fed Governor Michelle Bowman yang menyampaikan pandangannya di Konferensi Fintech di Philadelphia, serta Thomas Barkin, Presiden Fed Richmond, yang membahas kondisi ekonomi di Konferensi Pendidikan dan Ketenagakerjaan Virginia. Selain itu, publikasi Beige Book oleh The Fed, yang memberikan tinjauan kondisi ekonomi di seluruh 12 distrik, juga menjadi fokus utama investor.
Berita Negatif dari McDonald’s dan Coca-Cola
McDonald’s dan Coca-Cola mengalami tekanan tambahan akibat berita perusahaan yang tidak menguntungkan. McDonald’s terpaksa menarik beberapa produknya dari sejumlah restoran di AS akibat masalah keamanan pangan yang terkait dengan kontaminasi bakteri E. coli pada bawang merah yang dipasok dari Taylor Farms. Kasus ini telah menyebabkan puluhan orang jatuh sakit dan satu orang meninggal.
Sementara itu, Coca-Cola juga menghadapi tekanan setelah laporan bahwa permintaan produk minumannya mengalami penurunan, di tengah inflasi yang menggerus daya beli konsumen. Meskipun Coca-Cola telah melakukan penyesuaian harga, pelemahan permintaan menekan prospek pertumbuhan perusahaan.
Kesimpulan
Pekan ini, Wall Street menghadapi tantangan signifikan dengan peningkatan yield US Treasury yang mengurangi daya tarik saham-saham megacap. Ketidakpastian tentang arah kebijakan suku bunga The Fed semakin memperburuk sentimen pasar. Selain itu, berita negatif dari McDonald’s dan Coca-Cola memberikan tekanan tambahan, menjadikan pekan ini sulit bagi sektor ekuitas AS.
Berita Terkini dalam Sepekan Terakhir
- 🌜 Bearish – Saham Starbucks mengalami penurunan setelah perusahaan mengungkapkan bahwa penjualannya kembali turun, menandai penurunan tiga kuartal berturut-turut. Selain itu, Starbucks juga mengumumkan bahwa mereka menangguhkan proyeksi fiskal untuk tahun 2025 di tengah transisi kepemimpinan CEO baru dan tantangan dalam memperbaiki kinerja bisnis mereka.
Cek Harga SBUX Hari Ini!
- 💰 Bullish – General Motors (GM) kembali menunjukkan performa keuangannya yang kuat di kuartal ketiga 2024. Dengan meningkatkan disiplin biaya dan menjaga harga kendaraan tetap stabil, GM berhasil mencatat kenaikan laba sebelum pajak sebesar 15,5% menjadi $4,1 miliar. Berikut adalah poin-poin utama dari hasil laporan keuangan GM kuartal ketiga ini dan analisis lebih mendalam mengenai keberhasilan serta tantangan yang dihadapi.
Cek Harga GM Hari Ini!
- 🤖 Bullish – Elon Musk kembali menarik perhatian dunia setelah kekayaannya melonjak drastis sebesar Rp. 470 triliun hanya dalam satu hari. Hal ini terjadi berkat lonjakan harga saham Tesla sebesar 22%, menjadikannya hari terbaik bagi Tesla di pasar saham sejak tahun 2013. Lonjakan ini terjadi setelah Tesla merilis laporan keuangan kuartal ketiga (Q3) yang dinilai positif oleh investor, meskipun terdapat beberapa hasil campuran dalam kinerjanya.
Cek Harga TSLA Hari Ini!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.