Invest
Trade Crypto
Futures
Explore
Wallet
Learning Hub
Regulation & Security
Download Reku Apps
google-icon

Reku Campus

Crypto
Saham
Trading
Investasi
Finansial
Teori
Kamus
Apa Perbedaan Oversold dan Overbought? Dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
Trading
Share!

Apa Perbedaan Oversold dan Overbought? Dan Bagaimana Cara Mengukurnya?

20 October 2025
3 min read
Apa Perbedaan Oversold dan Overbought? Dan Bagaimana Cara Mengukurnya?

Buat kamu yang mulai belajar analisis teknikal, memahami perbedaan oversold dan overbought adalah langkah penting agar tidak salah langkah saat trading. Dua istilah ini sering muncul ketika membahas pergerakan harga aset, terutama dalam dunia saham dan kripto. Secara sederhana, keduanya menggambarkan kondisi pasar yang sudah mencapai titik jenuh, baik karena terlalu banyak dibeli (overbought) maupun terlalu banyak dijual (oversold).

Mengetahui perbedaan oversold dan overbought bisa membantumu menentukan kapan waktu terbaik untuk membeli atau menjual aset, sehingga keputusan investasimu jadi lebih rasional dan terukur.

Apa Itu Overbought?

Overbought adalah kondisi ketika harga suatu aset sudah naik terlalu tinggi dalam waktu singkat, melebihi nilai wajarnya. Biasanya, hal ini terjadi karena banyak investor membeli aset tersebut secara berlebihan akibat euforia pasar atau FOMO (Fear of Missing Out).

Ciri-ciri pasar sedang overbought antara lain:

  • Harga terus naik tanpa koreksi berarti.
  • Indikator RSI menunjukkan nilai di atas 70.
  • Volume pembelian jauh lebih tinggi dibanding penjualan.

Dalam kondisi seperti ini, ada kemungkinan besar harga akan mengalami koreksi atau penurunan dalam waktu dekat. Trader yang memahami sinyal ini biasanya mulai bersiap untuk menjual aset agar bisa mengamankan keuntungan sebelum harga turun.

Apa Itu Oversold?

Sebaliknya, oversold adalah kondisi ketika harga suatu aset sudah turun terlalu jauh dan terlalu cepat. Dalam kondisi ini, pasar dianggap jenuh jual karena banyak orang melepas aset mereka secara berlebihan, biasanya karena kepanikan atau sentimen negatif.

Tanda-tanda pasar sedang oversold antara lain:

  • Harga anjlok tajam dalam waktu singkat.
  • Nilai RSI berada di bawah 30.
  • Aktivitas penjualan jauh lebih tinggi dibanding pembelian.

Kondisi oversold sering dianggap sebagai peluang beli (buying opportunity) karena harga aset mungkin sudah terlalu rendah dan berpotensi naik kembali.

Perbedaan Oversold dan Overbought Secara Umum

Nah, sekarang mari lihat inti pembahasan tentang perbedaan oversold dan overbought.

AspekOversoldOverbought
ArtiHarga aset terlalu rendah karena tekanan jual tinggiHarga aset terlalu tinggi karena tekanan beli tinggi
Indikator RSIDi bawah 30Di atas 70
Kondisi PasarJenuh jualJenuh beli
Aksi Umum TraderBersiap membeliBersiap menjual
Potensi Pergerakan HargaBerpotensi naikBerpotensi turun
Penyebab UmumSentimen negatif, panic sellingEuforia pasar, FOMO

Dari tabel di atas, jelas bahwa perbedaan oversold dan overbought terletak pada arah tekanan pasar dan potensi pembalikan harga. Trader yang mampu membaca perbedaan keduanya dengan tepat bisa mengambil keputusan yang lebih bijak.

Cara Mengukur Oversold dan Overbought

Untuk mengenali perbedaan oversold dan overbought secara akurat, kamu bisa menggunakan indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI).

RSI bekerja dengan mengukur kekuatan pergerakan harga — apakah aset sedang didominasi oleh pembelian atau penjualan.

  • Jika nilai RSI > 70 → menandakan kondisi overbought.
  • Jika nilai RSI < 30 → menandakan kondisi oversold. 

Selain RSI, ada juga Stochastic Oscillator dan Bollinger Bands yang bisa membantu mengukur kejenuhan pasar. Namun, RSI tetap menjadi indikator paling populer karena mudah dibaca dan cocok digunakan di hampir semua jenis aset, termasuk saham dan kripto.

Mengapa Trader Perlu Memahami Perbedaan Oversold dan Overbought

Mengetahui perbedaan oversold dan overbought bukan sekadar teori — ini adalah strategi penting dalam trading. Berikut alasan kenapa hal ini penting:

1. Membantu Menentukan Waktu yang Tepat untuk Masuk Pasar

Dengan memahami sinyal oversold, kamu bisa tahu kapan harga kemungkinan akan berbalik naik. Sebaliknya, sinyal overbought membantu kamu tahu kapan harga berisiko turun.

2. Mengurangi Risiko Kerugian

Banyak trader pemula membeli aset di harga puncak atau menjual saat harga terendah karena tidak memahami kondisi pasar. Dengan analisis overbought dan oversold, kamu bisa menghindari jebakan seperti ini.

3. Meningkatkan Akurasi Analisis Teknis

Menggabungkan indikator RSI dengan pola candlestick atau volume bisa meningkatkan ketepatan analisis dan membuat keputusan trading lebih matang.

Contoh Kasus Nyata di Pasar Kripto

Sebagai contoh, ketika Bitcoin mencapai puncaknya pada akhir tahun 2021, nilai RSI sempat berada di atas 80. Itu menandakan kondisi overbought. Tak lama kemudian, harga Bitcoin mengalami koreksi besar.

Sebaliknya, pada pertengahan 2022, RSI Bitcoin sempat turun di bawah 30, menandakan oversold. Setelah itu, harga perlahan mulai pulih. Dari situ, kita bisa melihat betapa pentingnya memahami perbedaan oversold dan overbought untuk menentukan strategi yang lebih bijak.

Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari

Banyak trader pemula salah memahami perbedaan oversold dan overbought. Mereka menganggap bahwa kondisi overbought pasti diikuti penurunan, atau oversold pasti diikuti kenaikan. Padahal, sinyal ini tidak selalu menjamin arah harga berikutnya.

Kondisi overbought bisa bertahan cukup lama jika tren naik masih kuat, begitu juga sebaliknya. Karena itu, penting untuk selalu mengonfirmasi sinyal dengan indikator lain atau berita fundamental sebelum mengambil keputusan.

Secara singkat, perbedaan oversold dan overbought terletak pada sisi tekanan pasar — satu menandakan jenuh jual, yang lain jenuh beli. Keduanya memberi gambaran tentang potensi pembalikan harga, dan bisa menjadi panduan penting dalam strategi trading kripto.

Memahami konsep ini membantu kamu tidak terbawa emosi, menghindari keputusan impulsif, dan lebih fokus pada strategi berbasis data.

Aplikasi Crypto Indonesia untuk Staking dan Trading

Gabung bersama jutaan pengguna lain di Reku, aplikasi crypto Indonesia yang menawarkan fitur staking crypto dan trading yang aman. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi!

Kasih Maharani
AuthorKasih Maharani
Share!
Related Articles
    What is Flag Pattern?
  1. What is Flag Pattern?
  2. 10 April 2025
    1 min read
    Trading
Analysis
Find out the latest Crypto analysis info
Blog
Learn more about crypto
FAQ
Find out the latest Crypto and Stock news
Market
Start exploring and investing in Crypto assets and US Stocks on Reku