Apa itu Investasi Jangka Pendek? Ini Contoh, Jenis, dan Risikonya

Ingin mulai investasi tapi takut uangmu kelamaan “nyangkut”? Investasi jangka pendek bisa jadi pilihan yang pas. Cocok buat kamu yang punya tujuan finansial dalam waktu dekat seperti liburan, beli gadget, atau dana darurat. Artikel ini akan membahas seputar investasi dengan jangka pendek, jenis-jenisnya, tips, hingga risikonya. Yuk, kenalan lebih dekat dengan cara investasi yang fleksibel dan nggak perlu nunggu bertahun-tahun buat lihat hasilnya!
Apa itu Investasi Jangka Pendek?
Investasi dengan jangka pendek adalah jenis investasi yang dilakukan dalam waktu singkat, biasanya kurang dari tiga tahun. Tujuan utama dari investasi ini adalah untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu relatif cepat tanpa harus menunggu bertahun-tahun seperti investasi jangka panjang. Cocok banget untuk kamu yang ingin menyiapkan dana darurat, biaya liburan, atau kebutuhan mendadak lainnya dalam waktu dekat.
Karena sifatnya yang tidak terlalu lama, investasi ini umumnya memiliki risiko yang lebih rendah (walaupun nggak selalu nol) dan likuiditas tinggi, artinya dana bisa dicairkan kapan pun dibutuhkan. Tapi penting juga untuk memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko kamu.
Berapa Lama Investasi Jangka Pendek?
Secara umum, investasi dengan jangka pendek mencakup periode mulai dari beberapa minggu hingga maksimal 3 tahun. Beberapa contoh waktu yang umum digunakan di antaranya :
1–3 bulan
Durasi waktu ini lebih cocok untuk kamu yang memiliki kebutuhan mendesak. Ada beberapa instrumen yang cocok untuk strategi investasi jangka pendek 3 bulan. Selain aset kripto likuid seperti Bitcoin, Ethereum, atau stablecoin berbunga di platform DeFi, kamu juga bisa mempertimbangkan deposito berjangka, reksa dana pasar uang, atau obligasi ritel seri SR dan ORI yang bisa dijual di pasar sekunder. Instrumen-instrumen ini cenderung mudah dicairkan dan memiliki risiko yang bervariasi tergantung profil investornya.
3–12 bulan
Investasi dalam rentang 3–12 bulan cocok untuk kamu yang punya target keuangan dalam waktu dekat, seperti dana menikah, renovasi rumah, DP rumah atau persiapan liburan besar. Pada periode ini, kamu membutuhkan instrumen yang tetap likuid, namun menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi dibanding investasi jangka pendek. Beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan antara lain stablecoin dengan fitur earning, staking crypto dengan durasi fleksibel, reksa dana pendapatan tetap, hingga obligasi negara ritel dengan tenor pendek.
1–3 tahun
Jika kamu memiliki tujuan keuangan jangka menengah seperti membeli kendaraan, membangun dana pendidikan, atau modal usaha, maka strategi investasi jangka panjang 1–3 tahun bisa menjadi pilihan yang relevan. Dalam periode ini, kamu bisa mempertimbangkan alokasi aset ke instrumen seperti kripto berfundamental kuat (misalnya Bitcoin, Ethereum, atau proyek Layer 1 dan RWA), reksa dana campuran, hingga surat berharga negara dengan tenor menengah. Karena waktu investasinya lebih panjang, kamu punya ruang untuk menoleransi fluktuasi jangka pendek dan memaksimalkan potensi pertumbuhan. Namun, penting untuk tetap melakukan evaluasi berkala agar strategi tetap sejalan dengan perubahan kondisi pasar dan tujuan finansialmu.
Baca juga : Apa itu Staking Crypto? Ini Arti, Keuntungan, & Rekomendasinya!
Perbedaan Investasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Selain dari durasi investasinya, ada beberapa perbedaan investasi jangka pendek dan jangka panjang yang perlu kamu pelajari pada tabel berikut ini.
Aspek | Investasi dengan Jangka Pendek | Investasi dengan Jangka Panjang |
Durasi Waktu | Di bawah 3 tahun | Di atas 3 tahun, bisa hingga puluhan tahun |
Tujuan | Kebutuhan keuangan dalam waktu dekat | Tujuan finansial jangka panjang (pensiun, rumah, pendidikan) |
Likuiditas | Tinggi (mudah dicairkan) | Lebih rendah, biasanya butuh waktu untuk dicairkan |
Risiko | Umumnya lebih rendah (tergantung instrumen) | Bisa lebih tinggi, tapi potensi keuntungan lebih besar |
Contoh Instrumen | Tabungan, deposito, reksadana pasar uang, kripto jangka pendek | Saham, reksadana saham, properti, obligasi jangka panjang |
Keuntungan | Stabil, cocok untuk kebutuhan cepat | Potensi imbal hasil besar seiring waktu (efek bunga majemuk) |
Cocok untuk siapa | Mahasiswa, fresh graduate, atau yang baru mulai investasi | Investor yang sudah punya perencanaan keuangan jangka panjang |
Jenis Investasi Jangka Pendek
Buat kamu yang sedang mencari instrumen investasi dengan jangka pendek, berikut adalah beberapa pilihan yang bisa dipertimbangkan:
1. Tabungan
Tabungan di bank tetap jadi pilihan paling sederhana dan aman. Cocok untuk menyimpan dana darurat atau keperluan mendesak. Meski return-nya kecil, kelebihannya adalah likuid dan mudah diakses kapan saja.
2. Deposito Berjangka
Deposito menawarkan bunga lebih tinggi daripada tabungan biasa. Kamu hanya perlu menyimpan uang dalam jangka waktu tertentu, misalnya 1, 3, atau 6 bulan. Semakin lama tenor deposito, biasanya semakin besar bunga yang ditawarkan.
3. Surat Utang Jangka Pendek
Surat utang jangka pendek seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau Surat Berharga Komersial (SBK) bisa jadi alternatif. Biasanya diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun, dan menawarkan imbal hasil tetap.
4. Reksadana Pasar Uang
Ini adalah reksadana yang berisi instrumen keuangan jangka pendek seperti deposito dan obligasi jangka pendek. Cocok untuk kamu yang ingin mulai berinvestasi tapi masih minim pengalaman. Return-nya stabil dan risikonya rendah, plus bisa dicairkan kapan saja tanpa penalti.
5. Obligasi Korporasi Jangka Pendek
Obligasi korporasi yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun bisa jadi pilihan jika kamu ingin mendapatkan bunga tetap dari perusahaan swasta atau BUMN. Biasanya menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan deposito, tapi pastikan kamu memilih perusahaan yang sehat secara finansial.
6. Saham
Meski umumnya dianggap sebagai investasi jangka panjang, saham juga bisa dimanfaatkan untuk jangka pendek, dengan catatan kamu harus paham analisis teknikal dan siap dengan volatilitas harga. Cocok untuk kamu yang aktif memantau pasar dan punya toleransi risiko sedang hingga tinggi.
7. Crypto
Aset kripto seperti Bitcoin atau Ethereum juga bisa dijadikan opsi investasi dengan jangka pendek, terutama bagi kamu yang sudah paham risikonya. Volatilitas kripto sangat tinggi, jadi kamu harus siap mental dan perlu strategi yang jelas. Menariknya, investasi kripto bisa dimulai dari modal kecil, bahkan mulai Rp5.000 di aplikasi Reku.
Kelebihan Investasi Jangka Pendek
Investasi dengan jangka pendek punya sejumlah kelebihan yang bikin cocok untuk pemula:
- Risiko relatif lebih rendah, sehingga jika dipilih dengan cermat, cocok buat yang masih belajar.
- Lebih fleksibel sehingga cocok untuk tujuan keuangan jangka pendek seperti liburan atau dana darurat.
- Banyak instrumen yang bisa di beli mulai dengan modal kecil
- Pergerakan dan hasilnya cepat terlihat, memudahkan evaluasi strategi.
Risiko Investasi Jangka Pendek
Meski tergolong lebih aman, investasi dengan jangka pendek tetap punya risiko, antara lain:
- Fluktuasi pasar: Nilai aset bisa turun tiba-tiba, terutama jika memilih saham atau aset kripto.
- Likuiditas rendah: Beberapa instrumen sulit dicairkan dalam waktu cepat tanpa potongan.
- Return terbatas: Karena durasinya pendek, potensi keuntungan biasanya tidak sebesar investasi jangka panjang.
- Risiko inflasi: Keuntungan yang kecil bisa tergerus oleh inflasi jika tidak diperhitungkan dengan baik.
Tips Investasi Jangka Pendek yang Minim Risiko
1. Tentukan Tujuan Investasi
Sebelum mulai, pastikan kamu tahu dulu apa tujuan investasimu. Apakah untuk dana darurat, liburan, atau uang muka kendaraan? Tujuan ini akan menentukan instrumen yang cocok dan berapa lama waktu investasinya.
2. Memahami Profil Risiko
Kenali seberapa besar risiko yang siap kamu tanggung. Kalau kamu cenderung konservatif dan nggak nyaman lihat fluktuasi, sebaiknya pilih instrumen yang lebih stabil seperti deposito atau reksadana pasar uang.
3. Memilih Instrumen yang Sesuai
Pilih instrumen yang sesuai dengan tujuan dan risiko kamu. Untuk jangka pendek, instrumen seperti deposito, tabungan berjangka, atau surat utang jangka pendek bisa jadi pilihan aman dan minim risiko.
4. Perhatikan Likuiditas
Pastikan dana yang kamu tanam mudah dicairkan saat dibutuhkan. Hindari instrumen yang mengharuskan kamu menunggu terlalu lama untuk mencairkan dana, apalagi kalau kamu butuh uangnya dalam waktu dekat.
5. Kendalikan Emosi
Investasi sering kali memancing emosi, apalagi saat nilai investasi naik turun. Untuk investasi dengan jangka pendek, penting banget untuk tetap tenang dan fokus pada tujuan awal, bukan ikut-ikutan tren sesaat.
Aplikasi Investasi Jangka Pendek yang Cocok untuk Pemula
Kalau kamu ingin mulai mencoba investasi, baik itu di aset crypto maupun saham, Reku bisa jadi aplikasi yang cocok untuk kamu. Terutama buat pemula, Reku menawarkan pengalaman investasi yang simpel, terjangkau, dan tetap aman.
Salah satu keunggulan utama Reku adalah modal awal yang sangat rendah. Kamu bisa mulai beli aset kripto mulai dari Rp5.000 saja, dan untuk tersedia juga 500+ saham Amerika yang bisa dibeli dengan modal mulai dari $1. Jadi, buat mahasiswa atau siapa pun yang baru mulai belajar investasi, kamu nggak perlu tunggu punya modal besar dulu.
Selain itu, Reku juga punya keunggulan lain seperti:
- Tampilan aplikasi yang user-friendly, cocok buat yang belum familiar dengan dunia investasi.
- Proses registrasi cepat dan mudah, cukup lewat HP tanpa ribet.
- Fitur edukatif dan transparan, kamu bisa melihat data harga, grafik, dan informasi produk secara jelas sebelum membeli.
- Biaya transaksi rendah, jadi keuntunganmu nggak habis karena potongan fee yang besar.
- Reku Packs, fitur investasi otomatis yang bantu kamu berinvestasi rutin sesuai tujuan.
Dengan semua fitur ini, Reku bukan cuma ramah pemula, tapi juga bantu kamu menjalani strategi investasi dengan jangka pendek dengan lebih percaya diri. Cocok banget untuk yang ingin mulai dari kecil, belajar sambil jalan, tapi tetap bisa bertumbuh. Yuk download aplikasi Reku sekarang!