Investor Wait and See: Pemilu AS dan Suku Bunga The Fed Mempengaruhi Pasar Global
Pasar saham global menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada Selasa (29/10), mencerminkan sikap “wait and see” yang diambil oleh investor dalam menghadapi ketidakpastian terkait pemilu AS dan kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Pada penutupan pasar, Dow Jones Industrial Average turun -154,52 poin (-0,36%) ke level 42.233,05, sementara S&P 500 naik +9,45 poin (+0,16%) ke level 5.832,97, dan Nasdaq Composite menguat signifikan +145,56 poin (+0,78%) ke level 18.712,75, mencatatkan rekor tertinggi baru.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasar
Beberapa isu utama yang mempengaruhi keputusan investor saat ini adalah:
- Tensi Geopolitik: Konflik di berbagai wilayah meningkatkan risiko global, yang berpotensi mengganggu pasar saham.
- Dinamika Politik Pasca Pemilu Jepang: Hasil pemilu di Jepang mempengaruhi sentimen pasar Asia, khususnya di sektor teknologi dan ekspor.
- Stimulus Ekonomi China: Kebijakan stimulus di China memicu optimisme mengenai potensi pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
- Ketidakpastian Politik di AS: Situasi politik menjelang pemilu AS 5 November 2024 menambah kecemasan akan kebijakan ekonomi dan perdagangan masa depan.
- Data Ekonomi AS dan Kebijakan The Fed: Investor menantikan data ekonomi AS yang dapat menjadi dasar kebijakan suku bunga The Fed pada 7 November 2024, yang berpengaruh besar pada likuiditas pasar.
Dampak Ekonomi AS dan Kebijakan The Fed
Sikap “wait and see” investor sebagian besar dipengaruhi oleh data ekonomi AS yang akan segera dirilis, yang berpotensi mengubah pandangan The Fed mengenai kebijakan suku bunga. Kenaikan suku bunga The Fed di masa lalu telah menekan likuiditas dan mengurangi minat investor terhadap saham berisiko, sehingga banyak pelaku pasar menantikan keputusan terbaru mereka untuk memprediksi arah pasar ke depan.
Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan Investor dalam Situasi Ini
Menghadapi ketidakpastian seperti ini, investor dapat mempertimbangkan beberapa strategi berikut:
- Diversifikasi Portofolio: Sebarkan investasi ke berbagai sektor atau kelas aset (saham, obligasi, atau emas) untuk mengurangi risiko dari fluktuasi satu pasar.
- Pantau Laporan Keuangan Perusahaan: Perhatikan laporan dari perusahaan besar yang dirilis selama musim laporan pendapatan, terutama di sektor teknologi dan kesehatan, yang cenderung lebih stabil.
- Fokus pada Saham Berisiko Rendah: Pilih saham perusahaan dengan fundamental kuat dan volatilitas rendah, yang cenderung lebih stabil dalam kondisi pasar yang tidak menentu.
- Perhatikan Kebijakan The Fed: Tetap up-to-date dengan data ekonomi terbaru dan komentar dari Federal Reserve, karena keputusan mereka terkait suku bunga sangat mempengaruhi arah pasar.
- Jaga Likuiditas: Simpan sebagian investasi dalam bentuk aset likuid atau dana tunai untuk menjaga fleksibilitas, sehingga lebih mudah melakukan rebalancing saat pasar mulai stabil.
Investasi Saham AS Sekarang!
Berita Saham dalam Sepekan Terakhir
- 🐲 Bullish –🚀 Ford melaporkan pendapatan kuartal ketiga sebesar $46,2 miliar, naik lebih dari 5% dari tahun sebelumnya dan lebih tinggi dari konsensus analis yang dihimpun oleh Visible Alpha. Namun, laba bersih sebesar $900 juta atau 22 sen per saham turun dari $1,2 miliar atau 30 sen per saham setahun sebelumnya, sehingga meleset dari perkiraan. Selain itu, Ford mengumumkan bahwa mereka memperkirakan laba disesuaikan untuk tahun ini sekitar $10 miliar, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang berkisar antara $10 miliar hingga $12 miliar.
Cek Harga F Hari Ini!
- 🚀 Bullish – Macquarie memperkirakan kinerja keuangan NIO pada kuartal ketiga akan menunjukkan hasil yang kuat, dengan ekspektasi panduan positif untuk kuartal keempat berkat peningkatan volume penjualan. Salah satu pendorong utama peningkatan ini adalah peluncuran model pasar massal terbaru NIO, yaitu ONVO L60, yang dirilis awal tahun ini dan mulai dikirimkan pada bulan September. ONVO L60 didesain untuk bersaing langsung dengan Tesla Model Y, yang telah mendapatkan popularitas global.
Cek Harga NIO Hari Ini!
- 🌍Neutral – Apple Inc. terus memperluas jangkauan produksi iPhone di India, dengan nilai ekspor melonjak sepertiga dalam enam bulan hingga September 2024. Upaya ini bukan hanya mencerminkan strategi perusahaan untuk meningkatkan manufaktur di negara tersebut tetapi juga sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan pada China, di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Beijing. Dalam periode yang sama, nilai ekspor iPhone dari India mencapai sekitar $6 miliar (sekitar Rp 90 triliun), yang memproyeksikan angka tahunan dapat melampaui $10 miliar untuk tahun fiskal 2024.
Cek Harga AAPL Hari Ini!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.